"Mas, tolong carikan nasabah yang bonafide di bidang perkebunan, kehutanan, atau industri lainnya. Kawanku RM di sebuah bank ditarget menyalurkan kredit hingga Rp 200 miliar. Trims."
Budi Uang adalah mitra lama, kenalan tahun 2002. Dulu ia seorang fund manager di sebuah perusahaan sekuritas. Sebelum menjadi fund manager, ia adalah seorang bankir di bank pemerintah, kemudian keluar bergabung di perusahaan sekuritas bersama kawannya.
Nama aslinya Budi Siswanto, tapi saya menyimpan namanya dalam HP-ku dengan nama Budi Uang. Waktu pertama bertemu, ia memperkenalkan dirinya sebagai fund manager. Saya langsung komentar, "Wah.. ini pemilik uang." Teman-teman seangkatannya di bank pemerintah itu sekarang sudah pada jadi manager yang menyalurkan kredit, baik di pusat maupun di daerah-daerah.
Saya sangat kagum dengan semangat Budi Uang, putra asli Dukuh Lor, Tegal. Ketika perusahaan sekuritas tempat ia bekerja collapse, karena skandal kejahatan para bosnya di perusahaan tersebut, ia turut terpuruk. Mobilnya yang tergolong bagus waktu itu dia jual dan hasilnya dia jadikan simpanan keluarga selama masa "krisis". Lalu ia mulai merangkak lagi dari bawah dengan sepeda motor sebagai alat mobilitasnya. Perubahan dari membawa mobil menjadi membawa sepeda motor tidak membuatnya malu dan surut untuk menemui relasi-relasinya semasa menjadi fund manager. Sebuah mental yang luar biasa.
Sambil mengambil beberapa kursus, seperti kursus penilaian (valuation), kursus pajak, dan kursus-kursus lainnya, ia menjadi konsultan lepas. Pengalaman collapse di perusahaan sekuritas membuat ia sangat hati-hati dan tidak mau berurusan dengan "kejahatan kerah putih" sebagaimana bos-bosnya di perusahaan sekuritas dulu ia bekerja.
Sebelum sms yang ia kirim seperti tersebut di atas, beberapa waktu yang lalu dia sempat mampir ke rumahku di Kalibata, masih dengan sepeda motor. Dia bercerita baru saja membantu sebuah perusahaan mendapatkan kredit Rp 15 M. Dari situ dia akan mendapat fee 1% plus hadiah mobil baru Daihatsu Xenia.
Dia meminta saya mencarikan perusahaan-perusahaan yang layak mendapat kredit, tapi tidak punya akses ke bank atau tidak bisa membuat dokumen yang bankable. Dia bisa membantu menyiapkan seluruh dokumen, asal perusahaan tersebut memang layak untuk dibantu mendapatkan kredit.
Lama saya tidak memberi response. Mungkin ia mengira saya kurang percaya. Lalu ia sms lagi menegaskan bahwa apa yang ia sampaikan adalah sesuatu yang serius. Dan semalam, dia telepon saya, Xenia yang dijanjikan perusahaan yang dibantu sudah dia terima. Ia ingin menunjukkan bahwa ia benar-benar seorang konsultan dan bisa membantu perusahaan untuk mendapatkan kredit.
Saya sebenarnya serius mencari perusahaan bonafide yang sedang mencari kredit. Saya sudah kontak kawan-kawan di berbagai perusahaan. Sekalinya ada perusahaan membutuhkan kredit karena mendapat sebuah pekerjaan dari Exxon senilai RP 15M, perusahaan tersebut tidak punya collateral yang bisa dijaminkan ke bank. Sekarang bukan jamannya lagi mendapatkan kredit dengan tanpa jaminan atau jaminan bodong.
"Sabar aja Bud, aku terus mencari.." kataku semalam.
No comments:
Post a Comment