Wednesday, July 18, 2007

Shadra Pindah Sekolah

Senin (16/7), istri saya telpon-telponan dengan kawannya sesama orangtua murid di SD Santi Rama. Saat ngobrol itu, kawannya memberitahu bahwa anaknya pindah ke SD Negeri 12 Cipete, Jakarta Selatan. Ia menyarankan agar Shadra datang ke SD 12 menemui kepala sekolahnya. Maka esoknya, Selasa (17/7) pagi, istri saya langsung membawa Shadra ke SD tersebut dan menemui kepala sekolahnya. Lalu Shadra dites. Tidak sampai satu jam Shadra sudah keluar dari ruang tes. Kepala sekolah langsung memutuskan, Shadra dinyatakan mampu mengikuti pelajaran di sekolah umum. Jumlah pelajaran di sekolah umum dengan sekolah khusus tunarungu memang berbeda. Di SD umum diajarkan 10 mata pelajaran, di SD khusus tunarungu diajarkan hanya 4 mata pelajaran.

Lalu kepala sekolah mengatakan, jika mau masuk ke SD 12, harus segera mengurus surat pindah dari SD yang lama. Setengah tidak percaya istriku bertanya, "Benar Shadra diterima? Nanti sudah minta surat pindah tidak bisa masuk ke sekolah ini?" Dengan sabar kepala sekolah mengulangi, "Shadra akan kami terima di sekolah ini dan kami akan membimbingnya." Alhamdulillah, puji Tuhan.

Setelah yakin, istriku buru-buru ke SD Santi Rama untuk mengurus surat pindah. Ia menemui kepala sekolah SD Santi Rama. Guru-guru di SD Santi Rama yang mendengar Shadra bisa diterima di SD 12 turut bergembira. Kawan-kawan sesama orangtua murid turut bergembira mendengar Shadra diterima di sekolah umum, sekaligus sedih karena itu berarti mereka harus segera berpisah. Persahabatan dalam suka dan duka mendampingi anak tunarungu selama 5 tahun di SD Santi Rama seperti telah mengikat mereka dalam sebuah keluarga.

Setelah selesai mengurus surat pindah, istriku telepon memberi kabar kalau Shadra sudah pindah ke SD 12. Saya hanya bertanya, "Bagaimana dengan Shadra, suka tidak?" Menurut saya ini yang terpenting. Jangan sampai pindah ke SD umum itu hanya keinginan orangtua tapi beban buat anak. Memang ada sedikit kebanggaan bagi orangtua murid tunarungu kalau anaknya bisa diterima di sekolah umum. Saya tidak ingin hal itu menjadi kebanggaan kami selaku orangtua, tetapi justru menjadi belenggu bagi anak kami. Istriku menjawab, "Shadra sangat suka. Ia langsung bermain dengan teman-teman sekelasnya. Pas jam istirahat, Shadra ikut bermain bola bersama teman-teman."

Sepulang sekolah, aku menemui Shadra dan menanyakan langsung kepadanya. "Kamu sekolah di mana sekarang," tanyaku. "SD 12," jawabnya. "Suka tidak?" tanyaku lagi. "Suka," jawabnya singkat. Syukurlah.

Keinginan memindahkan Shadra ke SD umum sebenarnya sudah cukup lama, terutama 3 bulan terakhir ini. Sebab, kalau terus di SD Santi Rama, Shadra harus menempuh 8 tahun, sampai kelas 8, sebelum bisa mengikuti ujian nasional kelulusan SD. Jika Shadra harus 8 tahun di sana, maka menjelang umur 15 tahun baru masuk kelas 1 SMP. Saya dan istri merasa prihatin kalau umur Shadra sudah terlalu tua saat memasuki bangku sekolah berikutnya. Tapi yang menjadi perhatian saya, dan ini selalu saya tekankan kepada istri, keputusan pindah adalah keputusan anak, bukan keputusan orangtua. Orangtua hanya boleh memberi jalan saja, jangan sampai orangtua memutuskan sepihak sesuai keinginan sendiri tanpa memperhatikan kemauan dan kemampuan anak.

Alhamdulillah, akhirnya Tuhan membukakan jalan. Puji syukur ya Allah!

Sunday, July 15, 2007

Pulang

Jika Anda pergi, pasti ada saatnya Anda ingin segera pulang ke rumah. Ke manapun Anda pergi, untuk tugas kantor, tugas belajar, sekolah atau berlibur, ke negeri atau tempat yang indah apalagi menjemukan, pasti ada saatnya Anda ingin segera pulang ke rumah.

Meskipun tempat baru yang dikunjungi itu menawarkan kemewahan dan kemudahan, seperti tugas belajar ke Amerika atau Eropa, tetap saja, ada saatnya Anda ingin segera pulang ke rumah. Apapun rumah Anda. Meski rumah Anda itu jauh lebih kumuh, lebih sesak, dan jauh lebih tidak nyaman sekalipun.

Anda boleh saja pergi ke Bali selama seminggu atau sebulan untuk tugas kantor. Di sana Anda tinggal dalam sebuah hotel berbintang 5 dengan pelayanan yang serba mewah dan mendapat berbagai kemudahan. Tetap saja, hotel mewah itu tidak akan mampu menahan Anda selamanya. Anda akan rindu dan ingin pulang ke rumah, meski rumah itu ada di gang masjid yang jalan di depan rumah Anda itu hanya cukup dilalui oleh sepeda motor.

Itulah misteri “pulang”. Mengapa ada orang yang pergi ke negeri yang sangat indah dan mewah, tetapi tetap saja mereka terundang hatinya untuk kembali pulang ke negerinya. Ada perasaan rindu pada tempat asal, rindu kepada rumah tinggalnya, atau rindu pada kampung halaman. Orang bule mengenal istilah homesick yg artinya secara harfiah adalah sakit rumah, sakit karena ingin melihat rumah, sakit karena ingin kembali ke rumah.

Karena apa? Orang Arab bilang baiti jannati, rumahku surgaku. Orang bule bilang home sweet home, untuk menyatakan rumah sebagai tempat yang nyaman, tempat berkumpul bersama keluarga, bersama orangtua, bersama anak dan istri. Siapapun pasti ingin kembali ke surga, kembali ke tempat yang dirinya merasa nyaman bisa berkumpul bersama orang-orang yang dicintainya.

Tetapi yang lucu, banyak orang takut pada “pulang” yang sesungguhnya, pulang ke pangkuan Ilahi. Seharusnya, pulang kepada Sang Pencipta adalah momen yang indah seperti pulangnya kita ke rumah setelah kita pergi jauh. Jika ada orang yang mati sambil tersenyum, mungkin itu adalah seperti senyum kita saat kita hendak naik pesawat atau kendaraan ketika hendak pulang menuju ke rumah, terbayang kepada orang-orang yang dicintainya yang menunggu di rumah.

Friday, July 06, 2007

Indopolitik.com Masih Tertunda

Jadual penayangan beta version Indopolitik.com pada akhir Juni 2007 hingga sekarang masih terus tertunda. Senen kemarin Ardi berjanji mau menayangkan Indopolitik.com pada malamnya, tapi gagal lagi. Dan hari ini, Ardi sms:

Indopol hehe besok malam gue naikin deh boss, sory untuk delaynya. Gue kmrn underestimate ngga nyangka segini kompleks thx

Memang, di luar kompleksitas yang tak diduga Ardi, ada beberapa masalah yang harus ditangani Ardi 3 minggu terakhir ini. Kuis F1 di 3689 yang biasanya menangani maksimal 30.000 pelanggan sempat kebanjiran hingga hampir 100.000 pelanggan. Sistem yang sudah di-setting tidak mampu menangani trafik sebanyak itu. Lalu REG HIKMAH di 3545, akhirnya harus ditangani juga oleh Ardi karena pada server 3545 yang lama tidak bisa menampung mekanisme program yang saya kehendaki dan ada konflik antar program aplikasi. Oleh karenanya harus pindah server, pindah rak, dus pindah nomor IP. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Ardi menghadapi begitu banyak pekerjaan yang semuanya minta jalan pada awal Juli ini :(

Thursday, July 05, 2007

Ridwan Saidi Ultah Ke-65

Senen, 2 Juli 2007 kemarin, bertempat di Restoran Pulau Dua, Senayan, kami merayakan ulang tahun Bang Ridwan, panggilan akrab Ridwan Saidi, mantan Ketua Umum PB HMI dan budayawan Betawi, yang ke 65. Acara ini menggunakan nama Gerakan Pemuda Islam (GPI) sebagai penyelenggara, meski yang bekerja sesungguhnya hanyalah seorang Aziz Muslim, mantan Wasekjen PB HMI periode Anas Urbaningrum. Untuk membayar biaya makan-makan malam itu, Aziz minta tolong kepada saya, Ahmad Muzani, dan Fadli Zon untuk ikut gotong royong membereskannya.

Alasan Aziz mengadakan acara tersebut cukup sederhana, yaitu hanya karena ingin menghormati Bang Ridwan, yang hingga di usianya ke-65, masih terus gigih berjuang dalam nafas Masyumi: memperjuangkan syariat Islam dan Piagam Jakarta. Terlepas dari kita setuju atau tidak dengan gagasan itu, kita setuju atau tidak dengan caranya ia berjuang, tokoh HMI yang hidupnya sangat sederhana ini menurut Aziz layak untuk diberi penghormatan.

Menurut kesaksian banyak kawan-kawan, Bang Ridwan memang orang yang hidup sederhana. Ia hanya royal pada satu hal: membeli buku atau dokumen tua untuk koleksinya. [Sebagian dari buku-buku dan dokumen-dokumen tua itu kini sudah beralih ke tangan Fadli Zon beberapa bulan terakhir ini. Di samping ia membutuhkan uang untuk keperluan hidupnya, ia juga ingin koleksinya bisa dirawat oleh orang yang tepat, orang yang benar-benar memiliki minat dan mencintai buku dan dokumen tua.]

Malam itu Bang Ridwan didampingi istri dan dua anaknya nampak sangat bergembira di tengah sekitar 50 tamu undangan yang hadir pada acara tersebut. Selamat ulang tahun Bang, semoga khusnul khatimah!

Monday, July 02, 2007

Indopolitik.com Tertunda

Rencana penampakan situs politik Indonesia, Indopolitik.com, dalam Beta version di awal Juli ini nampaknya tertunda. Baru nanti malam akan dimunculkan, tapi mungkin baru bisa disebut sebagai Alfa version. "Ternyata cukup berat dan complicated," kata Ardi. "Kalau jadi, ini bakal jadi situs terbaik, situs mahal," tambahnya.

Menurut Thoriq, setelah melihat desain yang saya buat dalam MsWord, memang cukup menjanjikan, jika benar situs ini bisa menampilkan seluruh fiturnya. Di sana nanti ada video and audio streaming. Pembicaraan lewat handphone atau video peristiwa politik yang direkam dari Senayan, misalnya, dapat langsung dikirim via MMS ke redaksi untuk ditayangkan. Belum lagi fitur pengisian berita lewat sms dari handphone wartawan atau masyarakat yang berpartisipasi menjadi pengisi berita.

Agak kecewa penampakan perdana Indopolitik.com tertunda, tapi cukup terhibur dengan komentar Ardi. Apa boleh buat, kita masih harus menunggu lagi. :)