Waktu lebaran yang lalu adikku, Eti Amalia, menyarankan aku membeli kelapa hijau kalau badan lagi pegal-pegal. Sebagai pedagang toko sembako yang bekerja melayani pembeli dari jam 7 pagi hingga jam 3 sore, adikku selalu menyantap kelapa hijau kalau badan lagi tidak enak karena kecapaian.
Kelapa hijau cukup mudah dikenali, bukan dari kulit luarnya yang hijau, karena kadang kulit luarnya sudah menguning, tetapi kulit dalamnya kalau baru dipangkas berwarna merah. Dan ingat, tidaksemua kelapa berkulit hijau adalah kelapa hijau. Jika pedagang kelapanya jujur, dia selalu memperlihatkan warna merahnya setiap baru memangkas ujung bawah atau atas kulitnya. Bagi Anda yang tinggal di Jakarta Selatan, silahkan datang ke jalan Duren Tiga Selatan, di sana banyak penjaja kelapa hijau yang jujur.
Minggu lalu Mas Chaizi sakit dan terpaksa istirahat di Rumah Sakit Pertamina. Ia kecapaian setelah 4 hari (9-12 Desember) perjalanan ke Bandung dan Bumiayu. Lalu aku jenguk sambil aku kirimi kelapa hijau ke rumah sakit pada 14/12. Pas dia lagi minum air kelapa hijau, susternya masuk. Mas Chaizi bertanya, "Boleh tidak minum air kelapa hijau?" Lalu dijawab suster, "Airnya bagus untuk mencuci darah. Tapi jangan minum kelapanya, mengandung banyak kolesterol." Setelah susternya pergi, Mas Chaizi bilang, "Padahal Mi, kelapanya itu yang lebih enak dan lebih aku sukai." :) :)
No comments:
Post a Comment