Kuis F1 di Indosat sejak 2004 hingga 2006 diselenggarakan oleh BComm. Kuis serupa di Telkomsel diselenggarakan oleh DetikCom sejak tahun 2005. Baik BComm maupun DetikCom menyelenggarakan kuis tersebut tanpa ada ijin dari pihak F1 International maupun Majalah F1 Indonesia sebagai pemegang hak publikasi dan kegiatan promosi lainnya di Indonesia.
Nopember 2006, Majalah F1 Indonesia memberikan hak eksklusif kepada perusahaan milik kawan saya, PT Asmindo, untuk menyelenggarakan kuis F1 di seluruh operator seluler. PT Asmindo lantas memberitahukan kepada Indosat maupun Telkomsel mengenai hak eksklusif tersebut. PT Telkomsel langsung memutus kontrak kuis F1 dengan pihak DetikCom dan memberikan hak penyelenggaraan kuis F1 tersebut kepada PT Asmindo mulai Desember 2006 ini. Sedang pihak Indosat melalui salah satu GM-nya meminta persyaratan tambahan yang tidak masuk akal, yaitu PT Asmindo harus mendapatkan ijin operasional dari F1 International.
Permintaan manajemen Indosat ini tidak masuk akal, karena selama ini BComm menyelenggarakan kuis F1 bahkan tanpa ijin dari pihak manapun yang berwenang untuk mempromosikan kegiatan F1 di Indonesia.
Setelah dipelajari oleh kawan saya, ada beberapa alasan kenapa Indosat mempersulit penyerahan hak pengelolaan kuis F1 dari BComm kepada PT Asmindo. Pertama, salah satu komisaris –dan diduga juga menjadi pemilik saham-- BComm adalah istri anggota direksi Indosat. Pemegang saham yang lain adalah mantan pejabat di IM3. Hal ini menyebabkan GM yang membawahi program ini merasa tertekan untuk membuat keputusan yang fair. Kedua, kuis F1 adalah bisnis yang cukup menjanjikan. Penghasilan bersih dari kuis ini tidak kurang dari Rp 600 juta setiap bulannya.
Lalu kawan saya minta bantuan, agar saya bisa melobi pihak Indosat untuk menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Bisa saja persoalan ini dilaporkan kepada KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) atau diadukan ke pengadilan. Tapi itu pilihan terakhir, kalau sudah tidak bisa dimusyawarahkan. Karena, pilihan tersebut pasti akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Setelah seminggu membuat pemetaan, saya memulai pekerjaan lobi ini dari gedung DPR-RI. Dari gedung DPR-RI saya kemudian dipertemukan dengan perwakilan --semacam liasons officer-- Temasek Holdings, perusahaan investasi Singapura yang anak perusahaannya menjadi pemegang saham Indosat, di Indonesia. Dari perwakilan tersebut permasalahan ini akan diteruskan kepada Wakil Dirut Indosat.
Mudah-mudahan minggu depan sudah ada win-win solution. Jika hak pengelolaan kuis F1 bisa diserahkan kepada PT Asmindo, maka success fee yang akan saya peroleh adalah 10% dari penghasilan kuis tersebut setiap bulannya, selama kuis itu diselenggarakan di Indosat. Semoga berhasil!
No comments:
Post a Comment