Thursday, June 08, 2006

Nama-nama Anakku

Memberi nama yang baik adalah salah satu anjuran Kanjeng Nabi Muhammad saw. Nama yang baik juga merupakan doa, seperti apa anaknya kelak diharapkan tumbuh dan besar jadi manusia. Yang paling utama tentu menjadi manusia yang bermanfaat buat manusia lainnya. "Khairu an-naas tanfa'u li an-naas" sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat buat manusia lainnya.

Shemissa Shita Fachrudin. Lahir di Pati, 18 Oktober 1993. Nama ini ditemukan dalam buku Islamic Names karangan Annemarie Schimmel. Shemissa berasal dari kata syams, dari bahasa Arab, artinya "matahari". Penulisan tersebut biasa digunakan oleh masyarakat Tunisia. Sedang Shita, berasal dari bahasa Arab juga, artinya "musim dingin". Jadi, Shemissa Shita artinya "matahari di musim dingin". Saya berharap agar anakku dapat menjadi matahari di musim dingin: memberi kehangatan bagi manusia yang sedang diselimuti kebekuan mental maupun spiritual. Aku ingin dia kelak besar menjadi seorang ilmuwan, yang bisa memberikan pandangan-pandangan yang menyegarkan dan menghangatkan masyarakat. Sedang nama Fachrudin adalah nama belakangku, jika ditulis lengkap menjadi Shemissa Shita binti Fachrudin.

Shadra Shiraz Fachrudin. Lahir di Pati, 30 April 1995. Nama ini ditentukan dari keinginanku terlebih dulu. Mau apa setelah anakku besar nanti? Aku ingin ia jadi pemikir. Ya, jadi pemikir besar jika mungkin, kenapa tidak? Maka aku cari nama-nama pemikir muslim. Lalu aku temukan nama Shadr Al-Din Al-Syirazi atau dikenal dengan nama Mulla Shadra, seorang filosof yang cukup berpengaruh. Dari nama itu aku ambil nama Shadra Shiraz. Tapi aku tidak sekedar mengambil nama itu, aku juga melakukan studi akan makna nama tersebut.

Dalam bahasa Arab, shadra sendiri artinya "dada", misalnya dari kata Al-Quran fii dzaati ash-shuduur yang artinya "zat yang ada di dalam dada". Shudur di sini juga bisa bermakna hati, batin, atau jiwa. Shiraz berasal dari bahasa Arab, siraaj, yang artinya sinar, sebagaimana digunakan dalam ungkapan Al-Quran siraaja muniira (sinar yang menerangi). Bedanya dengan nur, nur dikeluarkan oleh rembulan, siraaj dikeluarkan oleh matahari, sebagaimana disebut dalam Surat Nuh ayat 16:

wa ja'alal-qamara fiihinna nuuraw wa ja'ala-asy-syamsa siraaja.
Dan diciptakan rembulan yang mengeluarkan nuur dan diciptakan matahari yang mengeluarkan siraaj. (QS 71:16)

Secara fisika, siraaj adalah sinar matahari yang mengandung gelombang energi panas dengan suhu permukaan pada sumbernya mencapai 5.500 °C dan suhu pada intinya 15 juta °C dan merupakan sumber penerangan dalam tata surya galaksi kita ini, sedang nuur adalah sinar matahari yang dipantulkan oleh rembulan dengan sifat yang lembut karena tidak memiliki gelombang energi panas yang membakar. Agar kata siraaj senafas dengan nama shadra yang berbau Persia, maka saya ubah penulisannya menjadi shiraz. Kebetulan, kata shiraz sendiri ada dan merupakan nama daerah di wilayah Persia, asal daerah Mulla Shadra itu sendiri.

Jadi, nama Shadra Shiraz adalah sebuah doa, agar anakku kelak menjadi seorang pemikir yang dari dadanya memancarkan sinar kebenaran dan mampu memberikan pencerahan kepada jiwa-jiwa yang ada di dalam kegelapan. Sedang nama Fachrudin adalah nama belakangku, jika ditulis lengkap menjadi Shadra Shiraz bin Fachrudin.

Raisa Munira Fachrudin. Lahir di Jakarta, 7 Juni 2004. Ketika lahir, aku ingin ia menjadi pemimpin. Ternyata ia seorang perempuan. Tapi perempuan tidak terhalang untuk menjadi pemimpin. Nama itu juga terkait dengan kekagumanku pada tokoh reformasi di Indonesia, Amin Rais. RaisA adalah kebalikan dari A Rais. Dalam bahasa Arab, rais artinya pemimpin (laki-laki) dan raisatun adalah pemimpin (wanita). Kata raisa berasal dari: raisatun-->raisah-->raisa. Tokoh dunia yang menggunakan nama ini antara lain Raisa Gorbachev, istri dari pemimpin Uni Soviet Michael Gorbachev..

Munira juga dari bahasa Arab, artinya "yang menerangi". Kebetulan, nama tersebut juga nama nenekku tercinta, orang yang telah berjasa besar dalam mendidik kedisiplinan kepadaku dalam mendirikan shalat: Munira binti Haji Nur. Maka, dengan nama Raisa Munira, aku berharap anak ini kelak bisa menjadi pemimpin yang mampu memberikan penerangan kepada rakyatnya, membawa rakyatnya dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang benderang, mina-dz-dzulumaati ilaa an-nuur. Sedang nama Fachrudin adalah nama belakangku, jika ditulis lengkap menjadi Raisa Munira binti Fachrudin.

5 comments:

Nadirsyah Hosen said...

apa kabar Mas Fami? Saya turut berdoa agar putra-putri antum dapat menjalani hidup seperti makna yang terkandung dalam nama-nama mereka. Amin Ya Mujib al-Sa'ilin

Fami Fachrudin said...

terimakasih Mas Kyai Nadir... do'a seorang kyai biasanya maqbul. Amin.

Anonymous said...

wah proses pencarian yang cukup panjang....
saya juga lagi hunting untuk nama anak kedua...insyaallah laki-kali

pinginnya sih terinspirasi dari scientist muslim...minta saran dong..
thx
afan

Fami Fachrudin said...

Mas Afan yg baik,

Mencari nama bisa melalui buku-buku nama anak yang kini banyak dijumpai di toko buku. Memang buku yg tersedia menurut saya terlalu kering karena hanya menawarkan nama dan arti.

Buku Islamic Names yg dulu saya pinjam dari Ikhsan Ali Fauzi, menawarkan pengertian yg lebih mendalam. Dari akar kata, perbedaan dialek di berbagai negara, dan aspek lainnya dibahas oleh penulisnya.

Atau membeli buku tentang sains Islam, lalu lihat pada indeks nama-nama tokoh pemikir dunia yang dirujuk, yg biasanya ada di akhir buku. Ada buku tentang sains Islam yang ditulis Hossein Nasr atau Fazlur Rahman, dari sana mungkin bisa dirujuk banyak nama ilmuwan Islam. Buku terbitan luar biasanya selalu menyertakan indeks nama-nama orang yang dirujuk.

Mudah-mudahan bisa membantu.

Semoga kelak anaknya lahir dengan selamat dan tumbuh menjadi manusia yang berguna buat semuanya.

Linglung said...

terima kasih byk2 atas info yg diberi..sy mmg nak sgt cari maksud nama raisa tu, dan skrg sy dah dapat..terima kasih :)