Thursday, June 08, 2006

Arti Namaku

Dulu aku pernah bertanya kepada ayahku, kenapa namaku bukan Fahmi, tapi Fami? Hal ini aku tanyakan karena lazimnya, nama yang banyak dipakai orang adalah Fahmi: Fahmi Idris, Husni Fahmi, Fahmi Jafar, Fahmi Shahab, dan lain-lain.

Ayahku menjelaskan, namaku adalah gabungan dari nama yang diambil dari sebuah buku, dan nama pemberian K. H. Nasucha, ulama Muhammadiyah di Bumiayu yang sangat disegani pada saat itu dan dikenal dari Tegal hingga Wonosobo.

Fami diambil dari bahasa Arab, artinya "mulutku". Fachrudin juga dari bahasa Arab fachr dan ad-din yang masing-masing artinya "kebanggaan" dan "agama". Jadi, Fami Fachrudin mengandung makna "mulut yang membanggakan agama".

Namun demikian, ayahku tidak pernah bercerita kepadaku, apa harapannya kelak terhadap diriku setelah dewasa. Apakah ia berharap aku jadi ustadz atau juru dakwah? Kalau itu yang dimaui, nampaknya sekarang sulit, karena saya bukan tipe orang yang suka berbicara di depan banyak orang. Entah mengapa, dalam 10 tahun terakhir semangatku menggunakan mulutku untuk berbicara di depan banyak orang semakin menyusut. Padahal dulu, aku adalah juara pertama pidato antar SMA Muhammadiyah se Karesidenan Pekalongan pada tahun 1985.

Baru belakangan saya ketahui, kepada adiknya, Abdullah Badri, ayahku pernah berkata sambil mengangkat aku ketika masih bayi: "Lihat Abdullah, setelah besar nanti, anak ini akan jadi orang terkenal!" Penuturan dari pamanku ini aku dengar menjelang aku berangkat ke Amerika Serikat untuk mengikuti tugas belajar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Yang pasti, aku bersyukur, ayahku telah memberi nama dan harapan yang baik kepadaku. Aku hanya bisa membalas dengan doa kepada ayahku yang kini sudah almarhum:

"Robbighfirlii wa lii walidayya warkhamhumaa kamaa robbayaani shoghiiroo"
Wahai Rabb-ku, ampunilah aku dan kedua orangtuaku,
dan sayangilah mereka sebagaimana mereka melindungiku
di masa aku masih kecil.

2 comments:

kepikketjil said...

ada satu masa dimana manusia merasa kehilangan sebagian dari dirinya..
kehilangan semangatnya..
tapi bukan berarti akhir dari segalanya :-)

KPP Blog said...

Insy4JJ Mas...

Bangsa, Agama dan Keluarga tentunya menunggu kiprah qta semua. Semoga..