Di dunia saya yang baru, dunia content provider, penyedia jasa layanan content and gaming untuk pelanggan operator seluler, seringkali saya menjumpai orang-orang yang mengembangkan program content dengan prinsip: "yang penting sales-nya tinggi".
Mereka tidak peduli, apakah program itu membodohkan masyarakat atau tidak, yang penting dapat uang banyak. Tentu saja saya miris dengan prinsip mencari uang seperti itu.
Ketika pertama saya masuk ke Asmindo, saya langsung mengggariskan untuk mengalihkan bisnis content perusahaan ini dari quiz kepada non-quiz. Hal ini karena, saya merasa dalam banyak hal program quiz termasuk yang kurang mendidik, dus kurang thayyibah.
Sebelum saya menemukan program-program layanan yang "lebih berkelas" dan memiliki dignity, maka program quiz akan saya jadikan hanya sebagai program antara saja. Ini program jangka pendek, dan saya tidak ingin selamanya hidup dari program seperti ini.
In the long run, saya harus mulai memikirkan untuk membuat program layanan yang betul-betul dibutuhkan dan bermanfaat buat masyarakat terutama untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan. Misalnya, layanan transaksi pembelian barang atau jasa lewat handphone; alat sosialisasi sebuah komunitas, layanan database, akses mudah ke internet via handphone, alat komunikasi antar warga masyarakat (layaknya Yahoo Messenger), dan berbagai layanan lainnya yang betul-betul dibutuhkan masyarakat untuk memudahkan hidupnya.
Dengan program seperti tersebut di atas, saya merasa betul-betul telah menjual jasa, dan oleh karenanya saya berhak mendapatkan imbalan dari masyarakat, bukan menjual mimpi kepada orang agar mendapatkan rejeki secara mendadak tanpa bekerja keras melalui program-program quiz berhadiah mobil atau barang mewah lainnya.
Kuncinya hanya satu: asal kita mau bekerja keras, berpikir kreatif dan inovatif, saya yakin akan ada jalan bagi Asmindo untuk maju tanpa harus mengandalkan program-program yang menganut prinsip "yang penting sales tinggi".
Dan menurut saya, ini persoalan business ethics yang harus mulai diperhatikan untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan :)
Mereka tidak peduli, apakah program itu membodohkan masyarakat atau tidak, yang penting dapat uang banyak. Tentu saja saya miris dengan prinsip mencari uang seperti itu.
Ketika pertama saya masuk ke Asmindo, saya langsung mengggariskan untuk mengalihkan bisnis content perusahaan ini dari quiz kepada non-quiz. Hal ini karena, saya merasa dalam banyak hal program quiz termasuk yang kurang mendidik, dus kurang thayyibah.
Sebelum saya menemukan program-program layanan yang "lebih berkelas" dan memiliki dignity, maka program quiz akan saya jadikan hanya sebagai program antara saja. Ini program jangka pendek, dan saya tidak ingin selamanya hidup dari program seperti ini.
In the long run, saya harus mulai memikirkan untuk membuat program layanan yang betul-betul dibutuhkan dan bermanfaat buat masyarakat terutama untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan. Misalnya, layanan transaksi pembelian barang atau jasa lewat handphone; alat sosialisasi sebuah komunitas, layanan database, akses mudah ke internet via handphone, alat komunikasi antar warga masyarakat (layaknya Yahoo Messenger), dan berbagai layanan lainnya yang betul-betul dibutuhkan masyarakat untuk memudahkan hidupnya.
Dengan program seperti tersebut di atas, saya merasa betul-betul telah menjual jasa, dan oleh karenanya saya berhak mendapatkan imbalan dari masyarakat, bukan menjual mimpi kepada orang agar mendapatkan rejeki secara mendadak tanpa bekerja keras melalui program-program quiz berhadiah mobil atau barang mewah lainnya.
Kuncinya hanya satu: asal kita mau bekerja keras, berpikir kreatif dan inovatif, saya yakin akan ada jalan bagi Asmindo untuk maju tanpa harus mengandalkan program-program yang menganut prinsip "yang penting sales tinggi".
Dan menurut saya, ini persoalan business ethics yang harus mulai diperhatikan untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan :)
No comments:
Post a Comment