Setelah membaca buku Innovation Nation yang ditulis oleh John Kao, saya bertanya-tanya, apakah bangsa dan negara kita selama ini telah memiliki strategi inovasi nasional (national innovation strategies) seperti bangsa-bangsa lain?
John Kao merasa resah dengan menurunnya kemampuan inovasi bangsa Amerika. Menurutnya, kesehatan mesin inovasi nasional bangsa Amerika saat ini sedang terganggu. Sementara itu, persaingan global yang bergerak dengan sangat cepat telah membuat bangsa-bangsa lain, seperti Swedia, China, Singapura, Kanada, dan Australia, mengerahkan segenap sumberdayanya untuk menggali inovasi-inovasi baru. Semua berusaha untuk menjadi pemain kelas dunia (world-class players).
Meski John Kao merasa gelisah, sebenarnya para pemimpin politik di Amerika tidaklah buta terhadap ancaman menurunnya prestise bangsa Amerika di mata dunia. Presiden Bush bahkan telah membuat American Competitiveness Initiative. Hal ini mencakup peningkatan riset dasar (basic research) untuk wilayah-wilayah supercomputing, energi alternatif, dan teknologi nano (nanotechnology); biaya penelitian yang bisa digunakan untuk mengurangi kewajiban pajak perusahaan, hingga pelatihan 70.000 guru SMA yang mengajar matematika dan sains (IPA).
Sementara itu, ketua DPR Amerika (Speaker of the House) Nancy Pelosi dikenal sebagai orang yang sangat peduli pada strategi inovasi nasional yang menekankan pada kewajiban pemerintah pada basic research. Rencana Nancy Pelosi mentargetkan pada peningkatan pendidikan matematika dan sains, menggandakan anggaran untuk National Science Foundation, penekanan yang baru pada basic research yang dilakukan oleh Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA), hingga riset yang mengarah pada temuan untuk energy independence.
Lalu sekarang, marilah kita tengok keadaan di dalam negeri kita, khususnya setelah reformasi. Pernahkah kita mendengar rencana-rencana serupa di sini? Pernahkah kita mendengar kepedulian Agung Laksono, Ketua DPR RI 2004-2009, atau Ginandjar Kartasasmita, Ketua DPD RI 2004-2009, pada kemajuan bangsa Indonesia seperti kepedulian Nancy Pelosi tersebut di atas? Pernahkah para petinggi partai politik yang kemudian menjadi pejabat publik menyuarakan perlunya strategi inovasi bangsa Indonesia?
Saya pernah mendengar rencana pemerintahan SBY untuk mengembangkan TIK (teknologi informasi dan komputer). Tetapi apa yang telah dilakukan pemerintahan SBY untuk memajukan dunia TIK? Pernahkah pemerintah SBY membuat kebijakan tarip khusus telepon untuk dunia pendidikan, misalnya, agar lebih banyak pelajar dan mahasiswa kita yang bisa mengakses internet? Pernahkan pemerintah kita memberikan insentif pajak bagi perusahaan yang mau menanamkan uangnya untuk kegiatan penelitian di sebuah perguruan tinggi?
Saya malah jadi ingin bertanya pada hal yang paling mendasar: apakah bangsa ini punya strategi? Jangan-jangan bangsa ini memang tidak memiliki strategi apapun. Para pemimpin bangsa, dari birokrat, politisi, kaum intelektual, hingga aktifis LSM, nampaknya semua hanya sibuk memikirkan bagaimana eksistensi diri dan kelompoknya. Sepertinya mereka tidak memiliki strategi dan prioritas untuk bangsa ini.
Apa kita perlu kembali ke dunia GBHN dan Repelita? :(
John Kao merasa resah dengan menurunnya kemampuan inovasi bangsa Amerika. Menurutnya, kesehatan mesin inovasi nasional bangsa Amerika saat ini sedang terganggu. Sementara itu, persaingan global yang bergerak dengan sangat cepat telah membuat bangsa-bangsa lain, seperti Swedia, China, Singapura, Kanada, dan Australia, mengerahkan segenap sumberdayanya untuk menggali inovasi-inovasi baru. Semua berusaha untuk menjadi pemain kelas dunia (world-class players).
Meski John Kao merasa gelisah, sebenarnya para pemimpin politik di Amerika tidaklah buta terhadap ancaman menurunnya prestise bangsa Amerika di mata dunia. Presiden Bush bahkan telah membuat American Competitiveness Initiative. Hal ini mencakup peningkatan riset dasar (basic research) untuk wilayah-wilayah supercomputing, energi alternatif, dan teknologi nano (nanotechnology); biaya penelitian yang bisa digunakan untuk mengurangi kewajiban pajak perusahaan, hingga pelatihan 70.000 guru SMA yang mengajar matematika dan sains (IPA).
Sementara itu, ketua DPR Amerika (Speaker of the House) Nancy Pelosi dikenal sebagai orang yang sangat peduli pada strategi inovasi nasional yang menekankan pada kewajiban pemerintah pada basic research. Rencana Nancy Pelosi mentargetkan pada peningkatan pendidikan matematika dan sains, menggandakan anggaran untuk National Science Foundation, penekanan yang baru pada basic research yang dilakukan oleh Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA), hingga riset yang mengarah pada temuan untuk energy independence.
Lalu sekarang, marilah kita tengok keadaan di dalam negeri kita, khususnya setelah reformasi. Pernahkah kita mendengar rencana-rencana serupa di sini? Pernahkah kita mendengar kepedulian Agung Laksono, Ketua DPR RI 2004-2009, atau Ginandjar Kartasasmita, Ketua DPD RI 2004-2009, pada kemajuan bangsa Indonesia seperti kepedulian Nancy Pelosi tersebut di atas? Pernahkah para petinggi partai politik yang kemudian menjadi pejabat publik menyuarakan perlunya strategi inovasi bangsa Indonesia?
Saya pernah mendengar rencana pemerintahan SBY untuk mengembangkan TIK (teknologi informasi dan komputer). Tetapi apa yang telah dilakukan pemerintahan SBY untuk memajukan dunia TIK? Pernahkah pemerintah SBY membuat kebijakan tarip khusus telepon untuk dunia pendidikan, misalnya, agar lebih banyak pelajar dan mahasiswa kita yang bisa mengakses internet? Pernahkan pemerintah kita memberikan insentif pajak bagi perusahaan yang mau menanamkan uangnya untuk kegiatan penelitian di sebuah perguruan tinggi?
Saya malah jadi ingin bertanya pada hal yang paling mendasar: apakah bangsa ini punya strategi? Jangan-jangan bangsa ini memang tidak memiliki strategi apapun. Para pemimpin bangsa, dari birokrat, politisi, kaum intelektual, hingga aktifis LSM, nampaknya semua hanya sibuk memikirkan bagaimana eksistensi diri dan kelompoknya. Sepertinya mereka tidak memiliki strategi dan prioritas untuk bangsa ini.
Apa kita perlu kembali ke dunia GBHN dan Repelita? :(
No comments:
Post a Comment