Tuesday, August 28, 2007

Rahasia Sukses Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud. Ia adalah orang yang telah diberi hikmah, sebuah karunia besar yang tidak diberikan kepada semua orang, sebagaimana disebut dalam Al-Quran:

Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yg lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka (Daud dan Sulaiman) telah Kami berikan Hikmah dan ilmu. (QS 21:79).

Allah memberikan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, maka ia benar-benar telah dianugerahi nikmat yang banyak (QS 2:269).

Saat berumur 11 tahun Sulaiman as telah mampu membuat keputusan hukum atas sebuah peselisihan yang terjadi di masyarakatnya (Ensiklopedi Nabi-nabi Allah, Ahmad Bahjat, hal 577). Hal tersebut dikisahkan dalam Al-Quran:

Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yg diberikan oleh mereka itu, (QS 21:78).

Setelah dewasa, Sulaiman menjadi nabi dan raja bagi bangsa Israel yang sukses, bergelimang kekuasaan dan harta. Al-Quran melukiskan kekuasaan nabi Sulaiman dengan kemampuannya mengendalikan angin, berbicara dengan binatang, dan menguasai bangsa jin.

Bagaimana menurut Kitab Perjanjian Baru yang banyak memuat kisah Sulaiman? Berdasarkan Kitab itu, Steven K. Scott menulis sebuah buku berjudul (terjemahan dalam bahasa Indonesia) Rahasia Kesuksesan, Kemakmuran, dan Kebahagiaan Raja Sulaiman, Manusia Terkaya yang Pernah Ada.

Apa saja rahasianya? Inilah daftar ringkasnya:
  • Ketekunan
Apakah Anda melihat seorang yang tekun dalam pekerjaannya? Dia seharusnya berdiri di depan raja. --Kitab Amsal Sulaiman 22:29

Orang yang tekun berhak mendapat perhargaan dari raja, sebuah imbalan tertinggi dalam sebuah masyarakat monarki seperti jaman dahulu.

Orang Arab mengenal pepatah Man Shabara Dhafara, yang terjemahan bebasnya adalah siapa yang sabar, tekun, ulet, dialah yang akan meraih sukses.

Ketekunan adalah kunci pertama dan utama untuk meraih keberuntungan dan kesuksesan. Secerdas apapun orang, jika tidak memiliki ketekunan, maka ia akan sulit menemui keberhasilan.

Ketekunan adalah ketrampilan yang dapat dipelajari dengan mengkombinasikan: keuletan kreatif, usaha cerdas yang direncanakan dengan tepat, dan efektif untuk mendapatkan hasil yang murni dan berkualitas tinggi.
  • Memiliki Visi
Tanpa visi, orang akan mati. --Kitab Amsal Sulaiman 29:18

VISI adalah tujuan yang pasti dan jelas dengan suatu rencana danjadual rinci untuk mencapai tujuan itu.
  • Memiliki Harapan
Harapan yang tak terpenuhi menyakitkan hati; tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan. --Kitab Amsal Sulaiman 13:12

Orang Islam megenal ayat:

Janganlah kamu berputus asa dari rakhmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yg ingkar. --QS Yusuf 87

HARAPAN adalah keyakinan logis dan pasti bahwa visi spesifik (tujuan, keinginan, atau janji) akan dicapai atau dipenuhi dalam waktu tertentu.
  • Komunikasi yang Efektif
Hati orang bijak mengajari mulutnya dan menambahkan kemampuan membujuk pada bibirnya. --Kitab Amsal Sulaiman 16:23

Suatu jawaban yang halus menghilangkan kegusaran, tetapi kata-kata yang buruk akan memicu kemarahan. --Kitab Amsal Sulaiman 15:1

Suatu kata yang diutarakan dengan tepat adalah seperti apel emas dalam lukisan dari perak. --Kitab Amsal Sulaiman 25:11

Dia yang menjawab suatu masalah sebelum dia mendengarnya, itu adalah tindakan yang bodoh dan memalukan untuk dia. --Kitab Amsal Sulaiman 18:13

Ketika ada banyak kata-kata, kesalahan tak terhindarkan. Tetapi, dia yang mengontrol bibirnya adalah bijak. --Kitab Amsal Sulaiman 10:19

Suatu lidah yang sehat adalah pohon kehidupan. --Kitab Amsal Sulaiman 15:4
  • Bermitra dengan Orang Baik dan Orang yang Tepat
Jauhi mitra yang: (1) tidak memiliki integritas, (2) pemarah dan pendendam, (3) orang bodoh atau bebal, (4) menawarkan banyak hasil dengan sedikit bekerja atau jalan pintas, (5) memiliki rayuan yang ekstrem, (6) cenderung pada gosip dan membesar-besarkan rumor, (7) tidak taat pada aturan, hukum, dan tata krama.
  • Berbahagialah
Sebuah hati yang bahagia adalah obat yang manjur; tetapi semangat yang rusak mengeringkan tulang. --Kitab Amsal Sulaiman 17:22

Orang Jawa mengenal istilah: nrimo ing pandhum. Selalu bergembira dengan apapun yang diberikan Tuhan kepadanya.

Orang Islam mengenal istilah La Tahzan atau jangan bersedih.

KEBAHAGIAAN adalah kesenangan terdalam yang konsisten, terus-menerus, dan abadi.
  • Miliki 4 Sifat
(1) Kebaikan, (2) Kejujuran, (3) Murah Hati, dan (4) Keramahan.
  • Mampu Mengatasi Konflik
(1) Memahami konsekuensi potensial dari konflik, (2) Carilah nasehat sebelum terlibat dalam konflik, (3) Pertahankan tujuan win-win solutions bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik, (4) Jangan menanggapi kebodohan dalam cara dia menyerang, (5) Jangan ungkapkan informasi rahasia, (6) Jangan memperpanjang konflik, (7) Beri hadiah tak terduga, (8) Segera memaafkan.
  • Jangan Rakus
Demikianlah jalan dari setiap orang yang rakus akan keuntungan; yang mengambil nyawa orang yang memilikinya. --Kitab Amsal Sulaiman 1:19

KESERAKAHAN adalah suatu keinginan yang sangat besar sehingga menciptakan kerelaan untuk melakukan segala yang diperlukan guna mendapatkannya.
  • Jangan Sombong
Kecongkakan mendahului kehancuran, dan kesombongan mendahului kejatuhan. --Kitab Amsal Sulaiman 16:18

Prinsip-prinsip Toleransi

  • Agama langit yang dianut manusia datang dari Allah. Satu-satunya Tuhan (QS Az-Zumar 17-18 dan Asy-Syura 13).
  • Atas perbedaan kiblat dan syariah bagi tiap-tiap ummat, manusia justru diminta untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Jika menghendaki, Allah bisa menjadikan seluruh manusia ini satu ummat, satu agama, tetapi Allah hendak menguji manusia. Hanya kpd Allah-lah kembali seluruh manusia, lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa yg telah mereka perselisihkan itu (QS Al-Baqarah 148 dan Al-Maidah 47).
  • Para nabi adalah bersaudara, tidak ada perbedaan di antara misi mereka, yaitu agar manusia tunduk kepada Allah dan berakhlaq mulia (QS Al-Baqarah 236).
  • Iman atau akidah tidak bisa dipaksakan kepada manusia, karena landasan ketaatan kepada Allah haruslah dengan kesadaran dan kerelaan (QS Yunus 99).
  • Tempat-tempat beribadatan harus dipelihara, dijaga, dan dipertahankan dengan baik (QS Al-Hajj 40).
  • Manusia tidak harus bermusuhan hanya karena perbedaan mereka dalam memahami agama masing-masing (QS Al-Maaidah 2), dan penyelesaian akhir setiap perbedaan adalah menyerahkan kepada Allah (QS Al-Baqarah 113).
  • Perbedaan agama tidak harus menghalangi seseorang berbuat baik dan bersilaturahmi di antara mereka (QS Al-Maaidah 5).
  • Dalam keragaman diperlukan dialog yang baik dalam batas-batas kesopanan dengan argumentasi yang meyakinkan (QS Al-Ankabut 46 dan Al-An'am 108).
  • Tidak boleh berkawan dengan mereka yang mengadakan permusuhan karena urusan agama dan melakukan kejahatan kemanusiaan (pengusiran dari kampung halaman), namun tidak dilarang untuk tetap berbuat baik dan adil terhadap mereka (Al-Mumtahanah 8-9).

Sumber: Islamic Business Strategy for Entrepreneurship, Tim Multitama Communications, 2006.

Wednesday, August 22, 2007

Mohammad Natsir (1908-1993)

Oleh: Shofwan Karim

Mohammad Natsir adalah seorang tokoh kunci dan pejuang yang gigih mempertahankan negara kesatuan RI, yang sekarang menjadi pembicaraan hangat karena melemahnya rasa kesatuan bangsa sebagai akibat reformasi yang kebablasan. Berkali-kali dia menyelamatkan Republik dari ancaman perpecahan.

Ia lah yang pada tahun 1949 berhasil membujuk Syafruddin Prawiranegara, yang bersama Sudirman merasa tersinggung dengan perundingan Rum-Royen, untuk kembali ke Jogya dan menyerahkan pemerintahan kembali kepada Sukarno Hatta. Dia jugalah kemudian yang berhasil melunakkan tokoh Aceh, Daud Beureuh yang menolak bergabung dengan Sumatera Utara pada tahun 1950, terutama karena keyakinan Daud Beureuh akan kesalehan Natsir, sikap pribadi yang tetap dipegang teguh sampai akhir hayatnya.

Natsir juga seorang tokoh pendidik, pembela rakyat kecil dan negarawan terkemuka di Indonesia pada abad kedua puluh. Kemudian ketika kegiatan politiknya dihambat oleh penguasa, dia berjuang melalui dakwah dengan membentuk Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dimana dia berkiprah sampai akhir hayatnya membangun masyarakat di kota-kota dan pedalaman terpencil.

Natsir dilahirkan di Alahan Panjang, Solok pada tanggal 17 Juli 1908. Kedua orang tuanya berasal dari Maninjau. Ayahnya Idris Sutan Saripado adalah pegawai pemerintah dan pernah menjadi Asisten Demang di Bonjol. Natsir adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dia kemudian diangkat menjadi penghulu atau kepala suku Piliang dengan gelar Datuk Sinaro Panjang di Pasar Maninjau.

Natsir pada mulanya sekolah di Sekolah Dasar pemerintah di Maninjau, kemudian HIS pemerintah di Solok, HIS Adabiyah di Padang, HIS Solok dan kembali HIS pemerintah di Padang. Natsir kemudian meneruskan studinya di Mulo Padang, seterusnya AMS A 2 (SMA jurusan Sastra Barat) di Bandung. Walaupun akan mendapatkan beasiswa seperti di Mulo dan AMS untuk belajar di Fakultas Hukum di Jakarta atau Fakultas Ekonomi di Rotterdam, dia tidak melanjutkan studinya dan lebih tertarik pada perjuangan Islam.

Pendidikan agama mulanya diperoleh dari orang tuanya, kemudian ia masuk Madrasah Diniyah di Solok pada sore hari dan belajar mengaji Al Qur’an pada malam hari di surau. Pengetahuan agamanya bertambah dalam di Bandung ketika dia berguru kepada ustaz Abbas Hasan, tokoh Persatuan Islam di Bandung. Kepribadian A Hasan dan tokoh-tokoh lainnya yang hidup sederhana, rapi dalam bekerja, alim dan tajam argumentasinya dan berani mengemukakan pendapat tampaknya cukup berpengaruh pada kepribadian Natsir kemudian.

Natsir mendalami Islam, bukan hanya mengenai teologi (tauhid), ilmu fiqih (syari’ah), tafsir dan hadis semata, tetapi juga filsafat, sejarah, kebudayaan dan politik Islam. Di samping itu ia juga belajar dari H. Agus Salim, Syekh Ahmad Soorkati, HOS Cokroaminoto dan A.M. Sangaji, tokoh-tokoh Islam terkemuka pada waktu itu, beberapa di antaranya adalah tokoh pembaharu Islam yang mengikuti pemikiran Mohammad Abduh di Mesir. Pengalaman ini semua memperkokoh keyakinan Natsir untuk berjuang dalam menegakkan agama Islam.

Pengalaman organisasinya mulai ketika dia masuk Jong Islamieten Bond (JIB) di Padang. Di Bandung dia menjadi wakil ketua JIB pada 1929-1932, menjadi ketua Partai Islam Indonesia cabang Bandung, dan pada tahun empat puluhan menjadi anggota Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI), cikal bakal partai Islam Masyumi (Majlis Syura Muslimin Indonesia) yang kemudian dipimpinnya.

Ia menjalin hubungan dengan tokoh politik seperti Wiwoho yang terkenal dengan mosinya “Indonesia Berparlemen” kepada pemerintah Belanda, dengan Sukarno, dan tokoh politik Islam lainnya yang kemudian menjadi tokoh Masyumi, seperti Kasman Singodimejo, Yusuf Wibisono dan Mohammad Roem.

Berbeda dengan tokoh pergerakan lainnya, sejak semula Natsir juga bergerak di bidang dakwah untuk membina kader. Pada mulanya ia aktif dalam pendidikan agama di Bandung, kemudian mendirikan lembaga Pendidikan Islam (Pendis) yang mengasuh sekolah dari TK, HIS, Mulo dan Kweekschool yang dipimpinnya 1932-1942.

Di samping itu ia rajin menulis artikel di majalah terkemuka, seperti Panji Islam, Al Manar, Pembela Islam dan Pedoman Masyarakat. Dalam tulisannya dia membela dan mempertahankan Islam dari serangan kaum nasionalis yang kurang mengerti Islam seperti Ir. Sukarno dan Dr. Sutomo. Khusus dengan Sukarno, Natsir terlibat polemik hebat dan panjang antara tahun 1936-1940an tentang bentuk dan dasar negara Indonesia yang akan didirikan. Natsir menolak ide sekularisasi dan westernisasi ala Turki di bawah Kemal Attaturk dan mempertahankan ide kesatuan agama dan negara. Tulisan-tulisannya yang mengeritik pandangan nasionalis sekuler Sukarno ini kemudian dibukukan bersama tulisan lainnya dalam dua jilid buku Capita Selecta.

Kegiatan politik Natsir menonjol sesudah dibukanya kesempatan mendirikan partai politik pada bulan November 1945. Bersama tokoh-tokoh Islam lainnya seperti Sukiman dan Roem, dia mendirikan partai Islam Masyumi, menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan anggota Badan Pekerja KNIP.

Dalam kabinet Syahrir I dan II (1946-1947) dan dalam kabinet Hatta 1948 Natsir ditujuk sebagai Menteri Penerangan. Sebagai menteri, tanpa rasa rendah diri dia menerima tamunya di kantor menteri dengan pakaian amat sederhana, ditambal, sebagaimana ditulis kemudian oleh Prof. George Kahin, seorang ahli sejarah Indonesia berkebangsaan Amerika yang waktu itu mengunjunginya di Yogya.

Ketika terbentuknya negara RIS sebagai hasil perjanjian KMB pada akhir Desember 1949, Natsir memelopori kembali ke negara kesatuan RI dengan mengajukan Mosi Integral kepada parlemen RIS pada tanggal 3 April 1950. Bersama dengan Hatta yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri RIS, ide ini tercapai dengan dibentuknya negara kesatuan RI pada 17 Agustus 1950. Mungkin atas jasanya itu, Natsir ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Sukarno, atau juga karena pengaruhnya yang besar, sebagaimana kemudian terlihat dari hasil Pemilu 1955.

Tidaklah mudah menjadi Perdana Menteri dalam keadaan sulit ketika itu. Hampir di semua daerah terdapat perasaan bergalau akibat perang yang menimbulkan rasa ketidak-puasan di mana-mana. Beberapa tokoh yang selama ini berjuang untuk Republik berontak, seperti Kartosuwiryo dan kemudian Kahar Muzakkar. Pengikut RMS dan Andi Azis yang berontak kepada Hatta masih belum tertangani. MMC (Merapi Merbabu Complex) yang beraliran komunis berontak di Jawa Tengah. Daud Beureuh menolak menggabungkan Aceh ke dalam propinsi Sumatera Utara.

Walaupun kemudian Natsir pada bulan Januari 1951 berhasil membujuk Daud Beureuh yang sengaja berkunjung ke Aceh sesudah Assaat dan Syafruddin gagal meyakinkannya, namun Daud Beureuh meninggalkan pemerintahan dan pulang kekampungnya di Pidie. Dengan berat hati Natsir terpaksa membekukan DPR Sumatera Tengah dan mengangkat gubernur Ruslan Mulyoharjo sebagai gubernur. Dalam waktunya yang pendek (September 1950-April 51) Natsir membawa RI dari suasana revolusi ke suasana tertib sipil dan meletakkan dasar politik demokrasi dengan menghadapi bermacam kendala, termasuk perbedaan pendapat dengan Sukarno dan partainya PNI.

Sesudah meletakkan jabatannya di pemerintahan, Natsir aktif dalam perjuangan membangun bangsa melalui partai dan menjadi anggota parlemen. Pada pemilihan umum 1955 Partai Islam Masyumi yang dipimpinnya mendapat suara kedua terbanyak sesudah PNI walaupun memperoleh kursi yang sama dengan PNI. Pada sidang-sidang konstituante antara 1956-1957 dengan gigih dia mempertahankan pendiriannya untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara. Sebelum sidang konstituante ini berhasil menetapkan Anggaran Dasar Negara, Sukarno memaklumkan kembali ke UUD 1945 dan membubarkan parlemen serta konstituante hasil pemilu (melalui Dekrit 5 juli 1959 --FF). Natsir menjadi penantang ide dan politik Sukarno yang gigih dan teguh.

Penantangannya kepada Sukarno terutama karena Sukarno kemudian berubah menjadi pemimpin yang otoriter dan menggenggam kekuasaan di tangannya sendiri dengan bekerjasama dengan Partai Komunis Indonesia dan partai lain yang mau menuruti kemauan Sukarno. Bukan saja Natsir, Hatta pun malah juga terdesak. Hatta meletakkan jabatannya sebagai usaha mengembalikan presiden Sukarno ke jalur yang benar, tapi hal itu malah makin membuat Sukarno leluasa. Natsir makin terjepit karena pengaruh PKI yang anti Islam.

Pergolakan politik akibat perebutan hegemoni Islam dan non Islam yang mencuat secara demokratis di parlemen diikuti pula oleh kekisruhan ekonomi dan politik secara tidak terkontrol di luar parlemen. Hal ini berujung dengan munculnya kegiatan kedaerahan yang berpuncak pada pemberontakan daerah dan PRRI pada tahun 1958. Natsir yang dimusuhi Sukarno bersama Sjafruddin Prawiranegara dan Burhanuddin Harahap melarikan diri dari Jakarta dan ikut terlibat dalam gerakan itu. Karena itu partai Masyumi dan PSI Syahrir dipaksa membubarkan diri oleh Sukarno.

Ketika PRRI berakhir dengan pemberian amnesti, Natsir bersama tokoh lainnya kembali, namun kemudian ia dikarantina di Batu, Jawa Timur (1960-62), kemudian di Rumah Tahanan Militer Jakarta sampai dibebaskan oleh pemerintahan Suharto tahun 1966. Ia dibebaskan tanpa pengadilan dan satu tuduhanpun kepadanya.

Walaupun tidak lagi dipakai secara formal, Natsir tetap mempunyai pengaruh dan menyumbang bagi kepentingan bangsa, misalnya ikut membantu pemulihan hubungan Indonesia dengan Malaysia. Melalui hubungan baiknya, Natsir menulis surat pribadi kepada Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman guna mengakhiri konfrontasi Indonesia-Malaysia yang kemudian segera terwujud.

Karena tidak mungkin lagi terjun ke politik, Natsir mengalihkan kegiatannya, berdakwah melalui perbuatan nyata dalam memperbaiki kehidupan masyarakat. Pada tahun 1967 dia mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang aktif dalam gerakan amal.

Lembaga ini dengan Natsir sebagai tokoh sentral, aktif berdakwah bukan saja kepada masyarakat dan para mahasiswa di Jakarta dan kota lainnya, tapi juga di daerah terasing, membantu pendirian rumah sakit Islam dan pembangunan mesjid, dan mengirim mahasiswa tugas belajar mendalami Islam di Timur Tengah. Bahkan di antara mahasiswa ini kemudian menjadi tokoh nasional yang religius seperti Amien Rais Yusril Ihza Mahendra, dan Nurchalis Majid, di antara beberapa tokoh penggerak orde reformasi yang mengganti orde Suharto.

Kegiatan dakwahnya ini telah menyebabkan hubungannya dengan masyarakat luas tetap terpelihara, hidup terus sebagai pemimpin informal. Kegiatan ini juga membawa Natsir menjadi tokoh Islam terkenal di dunia internasional dengan menjadi Wakil Presiden Kongres Islam se dunia (Muktamar Alam Islami) yang berkedudukan di Karachi (1967)dan anggota Rabithah Alam Islami (1969) dan anggota pendiri Dewan Masjid se Dunia (1976) yang berkedudukan di Mekkah. Di samping bantuan para simpatisannya di dalam negeri, badan-badan dunia ini kemudian banyak membantu gerakan amal DDII, termasuk pembangunan Rumah Sakit Islam di beberapa tempat di Indonesia. Pada tahun 1987 Natsir menjadi anggota Dewan Pendiri The Oxford Center for Islamic Studies, London.

Namun kebebasannya hilang kembali karena ia ikut terlibat dalam kelompok petisi 50 yang mengeritik Suharto pada tahun 1980. Ia dicekal dalam semua kegiatan, termasuk bepergian ke luar negeri. Sejak itu Natsir aktif mengendalikan kegiatan dakwah di kantor Dewan Dakwah Salemba Jakarta yang sekalian berfungsi sebagai masjid dan pusat kegiatan diskusi, serta terus menerus menerima tamu mengenai kegiatan Islam.

Atas segala jasa dan kegiatannya pada tahun 1957 Natsir memperoleh bintang kehormatan dari Republik Tunisia untuk perjuangannya membantu kemerdekaaan Negara-negara Islam di Afrika Utara. Tahun 1967 dia mendapat gelar Doktor HC dari Universitas Islam Libanon dalam bidang politik Islam, menerima Faisal Award dari kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1980 untuk pengabdiannya pada Islam dan Dr HC dari Universitas Sains dan Teknologi Malaysia pada tahun 1991 dalam bidang pemikiran Islam.

Pada tanggal 7 Februari 1993 Natsir meninggal dunia di Jakarta dan dikuburkan di TPU Karet, Tanah Abang. Ucapan belasungkawa datang tidak saja dari simpatisannya di dalam negeri yang sebagian ikut mengantar jenazahnya ke pembaringan terakhir, tapi juga dari luar negeri, termasuk mantan Perdana Menteri Jepang, Takeo Fukuda yang mengirim surat duka kepada keluarga almarhum dan bangsa Indonesia.

Walaupun telah tiada, buah karya dan pemikirannya dapat dibaca dari puluhan tulisannya yang sudah beredar, mulai dari bidang politik, agama dan sosial, di samping lembaga-lembaga amal yang didirikannya. Perkawinannya dengan Nur Nahar, aktifis JIB pada tahun 1934 di Bandung telah memberinya enam orang anak.

__________________________________

DAFTAR KEPUSTAKAAN
  • Ahmad Syafi'i Ma'arif, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, (Bandung : Mizan, 1993)
  • Ajib Rosidi, M. Natsir, Sebuah Biografi, (Jakarta : Girimukti Pasaka, 1990)
  • Anwar Harjono, et-al., Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996)
  • Lukman Harun, "Hari-Hari Terakhir PDRI" dalam Endang Saifuddin Anshari dan Amin Rais, Pak Natsir 80 Tahun, Pandangan dan Penilaian Generasi Muda, (Jakarta : Media Dakwah, 1988)
  • Mohammad Natsir, “Politik Melalui Jalur Dakwah” dalam Memoar Senarai Kiprah Sejarah,(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993)
  • Mohammad Natsir, Pendidikan, Pengorbanan, Kepemimpinan, Primordialisme dan Nostalgia, (Jakarta : Media Dakwah, 1987)
  • Tohir Luth, M.Natsir, Dakwah dan pemikirannya, (Jakarta: Gema Insani, 1999)
  • Yusril Ihza Mahendra, Modernisme Islam dan Demokrasi, Pandangan Politik M.Natsir dalam Islamika No.3, 1994
  • Yusuf Abdullah Puar, Mohammad Natsir 70 tahun, (Jakarta: Pustaka Antara, 1978)

Saturday, August 18, 2007

Kitab Zabur

Orang Islam pasti pernah mendengar kata Zabur, kitab yang diberikan kepada Nabi Daud, dan menjadi salah satu kitab yang wajib diimani bersama Taurat, Injil, dan Al-Quran.

Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS Al-Israa 55)

Kitab Zabur, bersama Taurat, sebenarnya ada di dalam Kitab Perjanjian Lama, yang bersama Kitab Perjanjian Baru menjadi kitab suci bagi ummat Nasrani atau Kristiani, baik Kristen (Protestan) maupun Katholik, yang dikenal sebagai Alkitab atau Bible. Sementara itu, Kitab Perjanjian Lama dipercaya sebagai kitab suci bagi umat Yahudi.

Kitab Zabur (Arab) atau Mazmur (Ibrani), dikenal sebagai sajak-sajak keagamaan dan karenanya banyak digunakan sebagai buku nyanyian dan doa, baik oleh umat Yahudi maupun Kristiani. Bagi kalangan Kristiani, sejumlah isi Zabur telah digubah menjadi nyanyian gereja.

Sajak-sajak dalam Zabur bermacam ragam: ada nyanyian pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Tuhan; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat Tuhan, permohonan supaya musuh dihukum.

Doa-doa dalam Zabur ada yang bersifat pribadi, ada pula yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah.

Banyak orang Islam yang mungkin belum pernah membaca isi dari kitab itu. Meski Zabur ada di dalam Alkitab yang mudah ditemui, jarang orang Islam mau membacanya. Saya sendiri baru membaca kitab itu setelah melihat sebuah buku berjudul Zabur di sebuah toko buku di Ambasador Mal pada 15 Mei 2007, yang kemudian saya beli untuk menjadi koleksi perpustakaan pribadi.

Inilah beberapa petikan isi Kitab Zabur:

Syair ke-115
Kemuliaan hanya bagi Allah

Bukan kami, ya Allah, bukan kami,
melainkan nama-Mulah yang patut dimuliakan,
karena kasih abadi-Mu dan kesetiaan-Mu.
...

Syair ke-100
Pujilah Allah dalam Bait-Nya *)

...
Ketahuilah bahwa Allah adalah Tuhan.
Dialah yang menjadikan kita, dan kita adalah milik-Nya.
Kita adalah umat-Nya, kawanan domba yang digembalakan-Nya.

Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan ucapan syukur,
masuk ke pelataran-Nya dengan puji-pujian.
Mengucap syukur kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
...

*) Bait (Arab) = Rumah

Syair ke-84
Rindu pada Bait Allah

...
Ya Allah, Tuhan semesta alam, dengarkanlah kiranya doaku.
Indahkanlah, ya Tuhan yang disembah bani Yakub!
Pandanglah perisai kami, ya Allah,
perhatikanlah wajah orang yang Kau lantik.

Karena satu hari di pelataran-Mu lebih baik
dari pada seribu hari di tempat lain.
Aku lebih suka menjadi penunggu pintu Bait Tuhanku
daripada tinggal di rumah-rumah kefasikan.

Karena Allah, Tuhanku, adalah matahari dan perisai.
Allah mengaruniakan anugerah dan kemuliaan.
...

Syair ke-8
Manusia hina sebagai makhluk mulia

Ya Allah, ya Rabbana,
betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi!
Keagungan-Mu Kau tempatkan melebihi langit.

Dari mulut bayi dan kanak-kanak yang menyusu pun
Kau letakkan dasar kekuatan karena lawan-lawanmu,
untuk membungkam musuh dan pendendam.
...

Syair ke-128
Berkah atas rumah tangga

Berbahagialah setiap orang yang bertakwa kepada Allah,
dan yang hidup menurut jalan-jalan-Nya.

Engkau akan memakan hasil jerih lelah tanganmu,
engkau akan berbahagia, dan keadaanmu akan baik.

Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang
berbuah lebat
di dalam rumahmu,
dan anak-anakmu seperti ranting zaitun
di sekeliling mejamu.

Sesungguhnya demikianlan berkah akan dilimpahkan
atas orang-orang yang bertakwa kepada Allah.
...

Friday, August 17, 2007

Waktunya Membaca Novel

Lebih dari dua bulan terakhir ini, rasanya hari sangat padat. Setiap malam begadang menyelesaikan berbagai pekerjaan yang sederhana tapi menyita waktu. Selain membaca komik silat yang rutin tiap minggu keluar, sepertinya tidak ada waktu untuk membaca novel saga kesukaanku: the Dragonlance Series.

Maka, saat datang liburan 3 hari berturut-turut pada 17, 18, dan 19 Agustus ini, semangatku untuk membaca novel bergairah kembali. Berbagai pesanan proposal terpaksa aku cuekin dulu, terutama pesanan dari Delianur dan Hakam Nagib. Pembuatan program Kamus Inggris untuk Telkomsel, bagian dari program UMB Pelajar yang sedang dikembangkan perusahaan seluler tersebut, juga aku tunda hingga Senen.

Kamis (16/8) malam aku menyelesaikan membaca Dragons of Autumn Twilight, Dragonlance Chronicles Volume I, Weis & Hickman. Jumat (17/8) malam ini aku mulai membaca Dalamar The Dark, Dragonlance Classics Series, Nancy, Varian, & Berberick.

Terimakasih kepada istriku yang sangat baik, yang akhirnya bisa memahami kebiasaanku membaca novel-novel itu :)

Thursday, August 16, 2007

China dan Bazingun

Dua kata ini, China dan Bazingun, mewakili kata-kata yang telah mengalami perubahan makna dilihat dari awal penggunaan katanya. Kata-kata tersebut telah mengalami metamorfosa dari makna awalnya yang jelek menjadi baik dan yang netral menjadi buruk.

Istilah China, konon dilahirkan oleh para fasis militer Jepang untuk menyebut penduduk yang berada di wilayah yang kita kenal sekarang sebagai RRC (Republik Rakyat China) atau PRC (People Republic of China) atau RRT (Republik Rakyat Tiongkok).

Sebagian orang China Indonesia, terutama generasi tua, lebih suka menyebut Tionghoa untuk dirinya atau Tiongkok untuk negaranya. Di Indonesia sendiri, sebelum tahun 1966, kata yang digunakan adalah Tionghoa dan Tiongkok, sebelum diubah menjadi China pasca Gestapu atau Gestok. Kata tersebut berasal dari Tiong Goan (Hokkian) atau Zhong Yuan yang kemudian melahirkan kata Zhong Guo, yang artinya "dataran tengah". Kata "tanah sentral" inilah yang sering digunakan dalam komik-komik silat, seperti komik silat karya Tony Wong, jika menggambarkan epik perebutan kekuasaan antara bangsa tengah (China)--bangsa Jepang (lihat komik Ksatria Langit, Mahadewa III no 26-30), dan bangsa China--bangsa Mongolia (lihat komik Legenda Naga).

Sebagaimana kita tahu, dua bangsa ini, Jepang dan China, memendam rasa permusuhan sejak lama. Konon, para fasis militer Jepang suka menyebut musuhnya dengan nama China. Dalam kosa kata bahasa Jepang terdapat kata yang bunyinya mirip China, yang artinya adalah "mampuslah Kau!". Ada juga yang berpendapat, istilah China digunakan oleh Jepang karena kata itu bermakna "daerah ujung" atau "daerah pinggiran" alias "orang udik". Dengan arti yang demikian, sebutan China untuk penduduk RRC oleh fasis Jepang tentu dimaksudkan sebagai sebuah ejekan atau makian. Jika benar demikian, maka China adalah sebuah kata yang berasal dari makian menjadi nama sebuah bangsa yang besar, yang pertumbuhannya kini mulai ditakuti bangsa-bangsa lain.

***
Lain China lain Bazingun. Bazingun berubah menjadi "bajingan", sebuah kata yang sering digunakan untuk mengumpat, di bumi nusantara ini. Bazingun, menurut sebuah artikel di majalah Panji Masyarakat yang saya baca lebih dari 20 tahun yang lalu, saat saya masih duduk di bangku SMP, berasal dari bahasa Turki. Arti sebenarnya dari bazingun adalah kulit pisang.

Mungkin, pada awalnya ada penduduk negeri ini yang mendengar kata bazingun digunakan oleh saudagar Turki atau Timur Tengah ketika sedang terpeleset karena menginjak kulit pisang. 'Bazingun!", teriak saudagar yang terpeleset itu. Lalu kata itu mulai digunakan bukan saja saat orang terpeleset karena kulit pisang, tetapi juga saat terpeleset karena sebab lainnya. Lalu penggunaannya bergeser bukan saja saat terpeleset, tetapi saat sedang kesal dengan seseorang. Pengucapan katanya pun bergeser, dari bazingun, bazingan, hingga akhirnya menjadi bajingan.

Maka jadilah kata "bajingan" seperti yang kita kenal sekarang ini, padahal kata itu bermula dari sebuah kata yang artinya "kulit pisang". Rasanya lucu juga, kalau ada orang marah kepada orang lain lalu memaki: "kulit pisang Kau!"

Wednesday, August 15, 2007

Tayangan Liga Inggris Amshiong

Ini betul-betul tahun amshiong bagi siaran Sepakbola Liga Inggris atau English Premiership League (EPL) 2007/2008 di Indonesia. Bagaimana tidak, siaran yang disukai jutaan pengemar di Indonesia itu kini tidak bisa lagi ditonton oleh banyak orang, yang pada tahun lalu bisa disaksikan lewat TV7 atau ESPN/Indovision (TV berlangganan).

Tahun 2007/2008 ini, hak siar EPL di Indonesia telah dibeli secara eksklusif oleh Astro TV. Menurut saya, ini keputusan yang tidak tepat. Saya tidak tahu siapa yang memutuskan hal ini, apakah penyelenggara EPL sendiri atau ESPN yang memiliki hak penyiaran di Asia. Jika diputuskan oleh penyelenggara EPL, saya juga tidak tahu bagaimana pertimbangan bisnisnya sehingga penyelenggara EPL menyetujui proposal Astro TV. Is it only a matter of "money talks"? Apakah karena Astro TV berani membeli hak siar eksklusif itu dalam jumlah yang besar? Konon, kata Ivan, Astro TV membayar hak siar eksklusif di Indonesia sebesar 5 juta USD atau sebesar Rp 45 miliar untuk masa 3 tahun.

Sebagai awam saya hanya membayangkan, jika EPL memilih untuk dilihat hanya oleh 20.000 pelanggan Astro TV, tentu saja rugi besar karena harus kehilangan jutaan permirsa EPL yang ada di Indonesia. Lagipula, 20.000 pelanggan Astro TV tidak bisa diklaim sebagai masyarakat yang paling potensial untuk bisnis EPL, misalnya, dalam hal pembelian merchandise-nya.

Belum lagi aspek sosialnya. Pemberian hak siar EPL hanya kepada Astro TV telah merenggut salah satu hiburan terbaik yang bisa dinikmati jutaan orang Indonesia yang lagi jenuh dengan partai politik, bahkan sudah mulai jenuh dengan Tukul dan Republik Mimpi :)

Nonton EPL memang merupakan hiburan yang paling aku sukai. Tontonan tersebut benar-benar menghibur karena di sana tidak ada kepura-puraan. Kita tidak disuguhi kumpulan orang yang membuat-buat kelucuan. Kita juga tidak disuguhi kumpulan orang yang berpretensi berjuang untuk republik, dan orang-orang yang menganggap diri mereka paling berhak mengurus negara karena merasa memiliki track record yang lebih baik.

Sementara itu, saya tidak begitu tertarik dengan sepakbola Italia atau Jerman. Saya suka sepakbola Spanyol, hanya saja jam tayangnya terlalu larut. Apakah untuk terus dapat melihat EPL langganan saya harus dipindah dari Indovision ke Astro TV? Apakah memang itu yang diharapkan oleh Astro TV: membeli hak eksklusif EPL untuk merebut pasar Indovision?

Sebagai penggemar EPL, tentu saja saya sangat kecewa dengan kondisi ini. Satu-satunya hiburan yang paling aku sukai telah dirampas oleh Astro TV :(

Wednesday, August 01, 2007

Mutiara Hikmah Sudah Running

Sewaktu UAT Selasa (31/8) kemarin, pengiriman sms promosi yang di-blast dari operator kepada pelanggan direncanakan pada 8 Agustus. Tidak tahunya, hari ini sudah mulai dilakukan pengiriman sms oleh operator. Berapa jumlah sms yang di-blast tidak tahu. Kata Viga jumlahnya mencapai 500 ribu sms. Yang pasti, malam ini peserta program Mutiara Hikmah yang register sebanyak 15.000, yang aktif 10.000. Target peserta 50.000 mudah-mudahan bisa dicapai bulan ini juga, terutama menjelang bulan Ramadhan.

Perasaanku sedikit lega, terutama kepada kawan-kawan yang sudah menempatkan uangnya untuk program Indeks Al-Quran, yang pesertanya baru sekitar 3.000 setelah berjalan 4 bulan lebih, dari target 10.000 peserta dalam tahun pertama ini. Program Mutiara Hikmah memang menjadi plan-B dadakan, untuk mengembalikan modal yang sudah dititipkan kawan-kawan, jika terjadi gagal product pada program Indeks Al-Quran. Bagaimanapun, saya sedikit tertekan oleh beban untuk mengembalikan modal tersebut.

Memang ada perbedaan pendekatan dalam menjalankan dua program ini. Mutiara Hikmah menonjolkan hadiah dan belajar agama, Indeks Al-Quran sepenuhnya menonjolkan belajar agama, terutama kemudahan membaca dan mempelajari Al-Quran. Karakteristik pelanggannya juga berbeda. Yang berbasis hadiah pesertanya jauh lebih banyak tapi biasanya cepat masuk dan cepat keluar, sementara yang berbasis pengetahuan pesertanya lebih sedikit tetapi lebih setia menjadi pelanggan. Jika tidak terjun sendiri dalam bisnis ini, tentu sulit untuk mengidentifikasi perbedaan tersebut.

UAT Mutiara Hikmah

Selasa (31/8) siang, dilakukan UAT untuk program Mutiara Hikmah di Telkomsel melalui nomor layanan 3545. Kata Viga, UAT kepanjangan dari Uji Aplikasi Teknis. Setelah saya lihat formulirnya, UAT ternyata User Acceptance Test. Semacam test terhadap program sebelum resmi diluncurkan kepada masyarakat.

Sebagai penyedia jasa layanan seluler, Telkomsel --dan tentu saja perusahaan telephone seluler lainnya-- memiliki beberapa aturan yang harus di ikuti oleh Content Provider (CP), perusahaan penyedia jasa layanan VAS (value added services) seperti layanan sms premium, ring back tone (nada sambung pribadi), atau jasa layanan lainnya. Untuk layanan sms premium, misalnya, ada aturan maksimum jumlah sms yang dikirim setiap hari, tarip yang disepakati antara Telkomsel dengan CP, materi layanan, dan beberapa hal lainnya. Sebelum program layanan itu disetujui untuk diberikan kepada masyarakat, Telkomsel terlebih dahulu harus melakukan pengetesan terhadap materi layanan, apakah sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah dibuat mereka atau tidak.

Pelaksanaan test sebenarnya tidak lama. Mereka terutama menguji jawaban atas permintaan REG, materi yang dikirim sesuai jadual (quiz atau info), dan jawaban atas permintaan UNREG. Tidak lebih dari 15 menit, UAT dinyatakan selesai dan program bisa diluncurkan kepada masyarakat. Tanggal 8 Agustus pihak Telkomsel sudah mulai mengirimkan paket blast yang pertama, pengiriman 1,5 juta sms kepada para pelanggannya.

Bagi yang berminat untuk mengikuti program Mutiara Hikmah, silahkan ketik REG MH kirim ke 3545 (hanya untuk Telkomsel). Disediakan hadiah ONH Plus, Umroh, Tabungan Syariah, serta berbagai hadiah mingguan lainnya.