Thursday, August 16, 2007

China dan Bazingun

Dua kata ini, China dan Bazingun, mewakili kata-kata yang telah mengalami perubahan makna dilihat dari awal penggunaan katanya. Kata-kata tersebut telah mengalami metamorfosa dari makna awalnya yang jelek menjadi baik dan yang netral menjadi buruk.

Istilah China, konon dilahirkan oleh para fasis militer Jepang untuk menyebut penduduk yang berada di wilayah yang kita kenal sekarang sebagai RRC (Republik Rakyat China) atau PRC (People Republic of China) atau RRT (Republik Rakyat Tiongkok).

Sebagian orang China Indonesia, terutama generasi tua, lebih suka menyebut Tionghoa untuk dirinya atau Tiongkok untuk negaranya. Di Indonesia sendiri, sebelum tahun 1966, kata yang digunakan adalah Tionghoa dan Tiongkok, sebelum diubah menjadi China pasca Gestapu atau Gestok. Kata tersebut berasal dari Tiong Goan (Hokkian) atau Zhong Yuan yang kemudian melahirkan kata Zhong Guo, yang artinya "dataran tengah". Kata "tanah sentral" inilah yang sering digunakan dalam komik-komik silat, seperti komik silat karya Tony Wong, jika menggambarkan epik perebutan kekuasaan antara bangsa tengah (China)--bangsa Jepang (lihat komik Ksatria Langit, Mahadewa III no 26-30), dan bangsa China--bangsa Mongolia (lihat komik Legenda Naga).

Sebagaimana kita tahu, dua bangsa ini, Jepang dan China, memendam rasa permusuhan sejak lama. Konon, para fasis militer Jepang suka menyebut musuhnya dengan nama China. Dalam kosa kata bahasa Jepang terdapat kata yang bunyinya mirip China, yang artinya adalah "mampuslah Kau!". Ada juga yang berpendapat, istilah China digunakan oleh Jepang karena kata itu bermakna "daerah ujung" atau "daerah pinggiran" alias "orang udik". Dengan arti yang demikian, sebutan China untuk penduduk RRC oleh fasis Jepang tentu dimaksudkan sebagai sebuah ejekan atau makian. Jika benar demikian, maka China adalah sebuah kata yang berasal dari makian menjadi nama sebuah bangsa yang besar, yang pertumbuhannya kini mulai ditakuti bangsa-bangsa lain.

***
Lain China lain Bazingun. Bazingun berubah menjadi "bajingan", sebuah kata yang sering digunakan untuk mengumpat, di bumi nusantara ini. Bazingun, menurut sebuah artikel di majalah Panji Masyarakat yang saya baca lebih dari 20 tahun yang lalu, saat saya masih duduk di bangku SMP, berasal dari bahasa Turki. Arti sebenarnya dari bazingun adalah kulit pisang.

Mungkin, pada awalnya ada penduduk negeri ini yang mendengar kata bazingun digunakan oleh saudagar Turki atau Timur Tengah ketika sedang terpeleset karena menginjak kulit pisang. 'Bazingun!", teriak saudagar yang terpeleset itu. Lalu kata itu mulai digunakan bukan saja saat orang terpeleset karena kulit pisang, tetapi juga saat terpeleset karena sebab lainnya. Lalu penggunaannya bergeser bukan saja saat terpeleset, tetapi saat sedang kesal dengan seseorang. Pengucapan katanya pun bergeser, dari bazingun, bazingan, hingga akhirnya menjadi bajingan.

Maka jadilah kata "bajingan" seperti yang kita kenal sekarang ini, padahal kata itu bermula dari sebuah kata yang artinya "kulit pisang". Rasanya lucu juga, kalau ada orang marah kepada orang lain lalu memaki: "kulit pisang Kau!"

No comments: