- Agama langit yang dianut manusia datang dari Allah. Satu-satunya Tuhan (QS Az-Zumar 17-18 dan Asy-Syura 13).
- Atas perbedaan kiblat dan syariah bagi tiap-tiap ummat, manusia justru diminta untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan. Jika menghendaki, Allah bisa menjadikan seluruh manusia ini satu ummat, satu agama, tetapi Allah hendak menguji manusia. Hanya kpd Allah-lah kembali seluruh manusia, lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa yg telah mereka perselisihkan itu (QS Al-Baqarah 148 dan Al-Maidah 47).
- Para nabi adalah bersaudara, tidak ada perbedaan di antara misi mereka, yaitu agar manusia tunduk kepada Allah dan berakhlaq mulia (QS Al-Baqarah 236).
- Iman atau akidah tidak bisa dipaksakan kepada manusia, karena landasan ketaatan kepada Allah haruslah dengan kesadaran dan kerelaan (QS Yunus 99).
- Tempat-tempat beribadatan harus dipelihara, dijaga, dan dipertahankan dengan baik (QS Al-Hajj 40).
- Manusia tidak harus bermusuhan hanya karena perbedaan mereka dalam memahami agama masing-masing (QS Al-Maaidah 2), dan penyelesaian akhir setiap perbedaan adalah menyerahkan kepada Allah (QS Al-Baqarah 113).
- Perbedaan agama tidak harus menghalangi seseorang berbuat baik dan bersilaturahmi di antara mereka (QS Al-Maaidah 5).
- Dalam keragaman diperlukan dialog yang baik dalam batas-batas kesopanan dengan argumentasi yang meyakinkan (QS Al-Ankabut 46 dan Al-An'am 108).
- Tidak boleh berkawan dengan mereka yang mengadakan permusuhan karena urusan agama dan melakukan kejahatan kemanusiaan (pengusiran dari kampung halaman), namun tidak dilarang untuk tetap berbuat baik dan adil terhadap mereka (Al-Mumtahanah 8-9).
Sumber: Islamic Business Strategy for Entrepreneurship, Tim Multitama Communications, 2006.
No comments:
Post a Comment