Tulisan ini diambil dari blog Dwiki Setiawan.
***
Di milis Kahmi Pro Network, rekan saya Fami Fachrudin yang mantan caleg
DPR-RI dari Partai Gerindra, menulis catatan ringan mengenai kegiatan
polling short message servive (sms) saat berlangsung acara Debat Capres
dan Cawapres beberapa waktu lalu.
Dari penuturannya, barulah saya
tahu, “Oh begini tho ‘pertempuran’ yang terjadi dibalik kegiatan
polling sms untuk saling dongkrak-mendongkrak perolehan hasil akhir yang
selama ini tidak diketahui publik.”
Rekan Fami Fachrudin ini
pendapatnya saya kutip lengkap untuk tulisan ini, karena dia punya
kapasitas untuk bicara soal polling sms dimaksud. Saat ini ia Presiden
Direktur PT ASMINDO. Sebuah perusahaan berkantor di Jakarta yang
bergerak di bidang content provider, telekomunikasi dan teknologi
informasi. Pembaca yang ingin tahu banyak soal sosok satu ini, silakan
klik situsnya di http://www.masfami.com.
Di milis tersebut, Fami
yang asli Bumiayu Jawa Tengah itu menuturkan bahwa ia menggunakan
SMSCaster untuk ‘membom’ empat digit nomor tujuan pengiriman sms.
Program SMSCaster ini, katanya pula bisa dicari di internet lewat Mesin
Pencari Google.
Berikut catatan Fami Fachrudin mengenai sepak terjang dibalik kegiatan Polling SMS Debat Capres dan Cawapres selengkapnya:
Karena
debat capres-cawapres sudah usai, mungkin perlu sedikit diungkap secara
singkat bagaimana kegiatan polling di TV One dan Metro TV.
Saya
sedih dan geli, ketika para pakar dan juru bicara Tim Kampanye Nasional
dengan “serius” membahas hasil polling tersebut, termasuk our newly
crowned as professor yang pada debat cawapres ke-1 jadi komentator di
Metro TV. Padahal, bersama Ami Geis, Dian, dan Tatat di OhLaLa
(belakangan datang Medrial, Hamid, dan IJP) saya kirim ribuan sms dari
laptop saya untuk menyodok suara dukungan sms utk Prabowo hingga 32%.
Saya geli saat pengamat kita membahas hasil polling tersebut dengan
segala argumennya.
***
Saat debat capres pertama usai,
paginya Mega-Prabowo Media Center membahas soal perolehan suara Mega
pada polling sms kedua TV tersebut yang sangat rendah. Mereka mengeluh
karena kesulitan mengirimkan sms dukungan ke 3030 (TV One) maupun 6876
(Metro TV).
Sebagai orang yang menggeluti bisnis content
provider, saya mengerti betul bagaimana teknis yang ada di belakang
mesin 3030 dan 6876 bekerja. Lalu saya sampaikan kepada kawan-kawan (di
Tim Sukses Mega-Prabowo), sediakan saya pulsa senilai 10 juta rupiah,
saya akan bekerja menaikkan angkanya.
Singkat kata, seusai debat
cawapres 1, suara Prabowo di Metro TV mencapai 32, Boediono 45, dan
Wiranto 20. Itu berkat 2 buah modem dan pulsa senilai Rp 10 juta.
Mungkin
merasa kecolongan (Boediono di bawah 50%), pada debat capres ke-2, atau
seri debat ke-3 dari serial debat itu, pengiriman memakai modem
dipersulit. Puji Tuhan, ada orang Metro TV yang teledor kirim sms ke
nomor yang dipakai untuk “menggempur” berbunyi:
“Tolong jangan jadi spammers –Metro TV“.
I
got you! Rupanya aliran sms yang masuk ke mesin 6876 ‘diplototin’ sama
mereka sehingga nomor yang berkali-kali masuk bisa ketahuan. Sms itu
adalah bukti bahwa aliran sms yang masuk “dikontrol” oleh mereka.
Pikiran kotor saya berpendapat, mereka mau mengontrol agar suara
SBY-Boediono tetap di atas 50%.
Ini jelas tidak fair. Pertama,
sms yang saya kirim isinya sesuai dengan petunjuk. Kedua, jumlah sms yg
saya kirim tidak melanggar aturan karena presenter bilang: kirim
sebanyak-banyaknya !
Malam itu hasilnya mengecewakan. Paginya Media Center mengadakan jumpa pers untuk sedikit menyentil praktek tersebut.
Pada
seri ke-4 atau debat cawapres ke-2, saya sediakan 5 modem dan pulsa
senilai 3p 20 juta. Hasilnya, suara Prabowo di TV One merangsek hingga
36% (Boediono 48). Hanya di Metro TV yang saya dapati masih
“dipermainkan”. Sejak pukul 18.00 hingga 21.00 wib, seluruh sms berisi
“Cawapres 1″ yg dikirim ke 6876 mental dan dapat jawaban “layanan tidak
tersedia”. Anehnya, jam 21.00 Metro TV tetap mengumumkan hasil
pollingnya.
Seri debat terakhir saya pulang kampung jadi tidak ikutan polling. Hasilnya Mega mendapat 14% di TV One dan 9% di Metro TV.
Tahukah
Saudara bagamana SBY-Boediono menangani polling ini? Mereka membayar
sebuah perusahaan content provider (namanya saya rahasiakan) dan
menyiapkan seluruhnya 50 modem.
*****
http://dwikisetiyawan.wordpress.com/2009/07/04/rahasia-di-balik-polling-sms-tv-one-dan-metro-tv/
No comments:
Post a Comment