Kemarin saya dapat undangan lewat sms untuk ikut pemanasan demo anti Bush, demo untuk menyambut kunjungan Presiden AS George Walker Bush ke Indonesia pada 20/11 nanti. Acara pemanasan itu digelar Rabu 8/11 siang, dengan menghadiri pertemuan Koalisi Ganyang Bush (KGB) dengan Wakil Ketua DPR-RI. Kata kawan ini, sekali-sekali perlu menghadiri kegiatan begini, agar tidak melulu berbisnis. Perlu ada selinganlah...
Aku hadir, meski aku sendiri bukanlah seorang anti AS. Bahkan aku bukanlah seorang anti asing. Aku hanya sedikit kecewa dengan publik Amerika. Negeri yang katanya sangat demokratis dan modern, memilih pemimpin yang terang-terangan menggunakan sentimen agama untuk menggalang dukungan rakyatnya, terutama penggunaan kata crussade beberapa waktu lalu oleh presiden AS George Walker Bush Jr.
Di Indonesia sendiri, negeri yang mayoritas berpenduduk Islam dan konon banyak teroris beragama Islam, sejak pemilu tahun 1955, partai atau politisi yang membawa sentimen agama atau membawa baju agama, selalu gagal meraih mayoritas. Tapi di Amerika, negeri yang katanya sekuler, kenapa bisa melakukan hal itu?
Dalam pemilihan Konggres (DPR) dan Senat (DPD) kemarin, partainya Bush, Partai Republik, yang konservatif kalah oleh Partai Demokrat yang liberal. Dalam pemilihan Konggres kemarin, Demokrat meraih 229 kursi (diperlukan 218 kursi untuk menjadi mayoritas) dan Republik meraih 196 kursi, dengan sisa 10 kursi masih diperebutkan tapi tidak akan berpengaruh banyak karena Demokrat sudah meraih mayoritas. Dalam pemilihan Senat, Demokrat meraih 51 kursi, Republik meraih 49 kursi. Lengkap sudah kekalahan partai Republik. Nampaknya, dalam pemilu presiden AS yang akan datang, kekuasaan eksekutif di AS akan kembali dipegang oleh Demokrat.
Meski publik AS nampaknya akan segera mengakhiri rezim Bush yang brutal dengan kebijakan preemptive-strike-nya, sebagai tanda protes, aku ingin turut serta dalam demo menentang kedatangan Bush ke Indonesia.
No comments:
Post a Comment