Lama aku tidak pernah sakit secara serius, bahkan bisa dibilang tidak pernah mengalaminya. Sakit rutin yang biasa datang satu dua kali dalam setahun adalah flu, batuk, dan pilek; sakit ringan yang biasa diderita banyak orang. Tiba-tiba, akhir Januari 2011 saya sakit cukup parah.
Yang saya rasakan waktu itu, kepala terasa sangat sakit dan berat, nafsu makan menghilang, tangan pegal, leher kaku, dan kaki linu hingga sulit untuk berdiri. Yang terasa parah sakit di kaki, terasa sangat sakit saat mau bangun dari sujud hendak berdiri dalam shalat. Sampai-sampai, selama beberapa hari, saya shalat sambil duduk.
Berbagai dugaan berkembang, dari kolesterol, asam urat, infeksi lambung, demam berdarah, tipus, sampai terakhir flu Singapura. Setelah sakit hampir 2 minggu, tanggal 10 Pebruari saya minta dokter Yulizar kirim tenaga laboratorium untuk pengecekan darah. Setelah dilihat hasil labnya, semua hal yang menakutkan tentang kolesterol dan asam urat ternyata tidak terbukti. Dugaannya ada sedikit gejala tipus dan menjurus pada infeksi saluran kencing. Sebagaimana lazimnya, dokter Jul, nama bekennya, memberi sejumlah obat. Dari sejumlah obat itu, saya hanya minum obat untuk saluran kencing.
Seminggu setelah dicek darahnya oleh dr Jul, saya cek lagi ke Prodia. Hasilnya tidak jauh berbeda, tidak ada masalah serius dengan kolesterol dan asam urat. Mungkin karena saya rajin minum squellene dan minyak zaitun, kedua jenis penyakit ini tidak berkembang meski setiap minggu saya makan sop kaki kambing 1-2 kali.
Antibiotik seperti biasa tidak saya minum, karena saya tidak ingin daya tahan tubuh terhadap penyakit dipompa oleh obat. Saya percaya, pada dasarnya tubuh mampu untuk menyembuhkan dirinya atau bertahan dari serangan penyakit, karena itu antibiotik tidak diperlukan.
Beberapa hari kemudian saya ketemu Toni untuk serah terima cek tunai. Dalam kondisi tidak sehat saya paksakan hadir karena hari itu saya harus membayar orang Rp 1,8 miliar. Di pertemuan itu Toni cerita, istrinya mengalami sakit dengan ciri-ciri yang sama seperti saya. Istri Toni bahkan sempat opname selama 4 hari di RSPI. Saya sendiri tidak mau opname karena termasuk jenis manusia yang takut sama rumah sakit :)
Kata dokter yang menangani istri Toni, itu namanya flu Singapura. Penyakit ini menyerang saluran pencernaan yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Obatnya hanya disuntik multi-vitamin. Sore disuntik, beberapa jam setelahnya istri Toni sudah segar dan bisa pulang ke rumah. Paginya, saat bersamaan saya meeting dengan Toni, istrinya sudah bisa rapat full di BI.
Saya langsung telepon dr Jul, minta ketemu sehabis Jumatan untuk disuntik multi-vitamin. Sehabis Jumatan saya pulang. Dokter Jul sudah ada di rumah. Sayapun disuntik multi-vitamin sangobion 500. Esoknya badan mulai terasa segar. Makan mulai banyak seperti lazimnya, apalagi di rumah disediakan sambal dan sayur lodeh.
Nafsu makan kembali membaik, linu-linu di kaki sudah menghilang, tinggal pusing dan tangan yang masih terasa pegal dan semutan. Selain itu, penyakit tambah satu lagi, belakangan baru tahu namanya, sebagaimana disebut dalam buku pengobatan China, yaitu "frozen shoulder". Lengan kiri terasa sakit pada saat malam hari dan pada saat kepala ditarik ke belakang. Penyakit ini disebabkan karena serangan udara dingin. Mungkin di saat fisik lemah, serangan AC ke lengan menyebabkan saya terkena frozen shoulder.
Singkat kata singkat cerita, untuk mengobati gejala-gejala sakit yang masih tersisa, saya mengikuti terapi khelasi. Apa itu khelasi? Silahkan cek ke paman Google atau Cak Wiki dengan keyword khelasi atau chelation.
Alhamdulillah, semakin hari semakin membaik. Meski ini pertama kalinya saya menderita sakit yang cukup lama, hampir 6 minggu, saya patut bersyukur karena bisa diatasi dengan baik.