Seperti saya tulis sebelumnya, berdasarkan hasil lab terakhir dari Prodia, terdapat albumin 75 (+2) dalam urine saya. Ini artinya, ada kemungkinan kebocoran di ginjal.
Atas anjuran dari dr. Yani yang menangani terapi khelasi saya di klinik Dr. Otto Maulana di Raden Saleh, saya melakukan pemeriksaan kandungan perbandingan albumin dan kreatinin. Hasilnya 97. Normalnya, kandungan albumin/kreatinin maksimal 30. Angka 97 masuk dalam kelompok mikroalbuminuria dengan batasan 30-200. Di atas 200 masuk kelompok makroalbuminuria. Angka ini bisa terus bertambah (kerusakan semakin parah) jika tidak dilakukan pencegahan. Dan sekali sudah masuk makroalbuminuria (di atas 200), maka akan terjadi kerusakan permanen hingga 10%, dan seterusnya yang kemudian menyebabkan gagal ginjal.
Setelah saya tanya ke Cak Wiki, didapat keterangan berbagai kemungkinan penyebab terjadinya albuminuria: bisa karena diabetes mellitus, hipertensi, penyumbatan di saluran balik ginjal, dan beberapa sebab lainnya. Berdasarkan keterangan lain, kerusakan ginjal di samping karena hipertensi dan diabetes, juga karena pengendapan batu ginjal, antobodi yang terlalu kuat (autoimun), dan pembesaran prostat. Karena saya tidak terindikasi diabetes mellitus maupun hipertensi, saya minta tolong Ivan tanyakan ke adiknya yang dokter.
Menurut penjelasannya, bisa jadi karena autoimun yang terlalu kuat sehingga malah merusak ginjal. Hal ini terjadi juga pada diabetes mellitus type 1 yang disebabkan karena autoimun yang merusak pankreas; berbeda dari diabetes mellitus type 2 yang disebabkan karena pankreas tidak mampu menghasilkan insulin.
Bagaimana kelanjutannya? Selasa depan hasil lab ini akan saya konsultasikan lagi dengan dr Yani.
Atas anjuran dari dr. Yani yang menangani terapi khelasi saya di klinik Dr. Otto Maulana di Raden Saleh, saya melakukan pemeriksaan kandungan perbandingan albumin dan kreatinin. Hasilnya 97. Normalnya, kandungan albumin/kreatinin maksimal 30. Angka 97 masuk dalam kelompok mikroalbuminuria dengan batasan 30-200. Di atas 200 masuk kelompok makroalbuminuria. Angka ini bisa terus bertambah (kerusakan semakin parah) jika tidak dilakukan pencegahan. Dan sekali sudah masuk makroalbuminuria (di atas 200), maka akan terjadi kerusakan permanen hingga 10%, dan seterusnya yang kemudian menyebabkan gagal ginjal.
Setelah saya tanya ke Cak Wiki, didapat keterangan berbagai kemungkinan penyebab terjadinya albuminuria: bisa karena diabetes mellitus, hipertensi, penyumbatan di saluran balik ginjal, dan beberapa sebab lainnya. Berdasarkan keterangan lain, kerusakan ginjal di samping karena hipertensi dan diabetes, juga karena pengendapan batu ginjal, antobodi yang terlalu kuat (autoimun), dan pembesaran prostat. Karena saya tidak terindikasi diabetes mellitus maupun hipertensi, saya minta tolong Ivan tanyakan ke adiknya yang dokter.
Menurut penjelasannya, bisa jadi karena autoimun yang terlalu kuat sehingga malah merusak ginjal. Hal ini terjadi juga pada diabetes mellitus type 1 yang disebabkan karena autoimun yang merusak pankreas; berbeda dari diabetes mellitus type 2 yang disebabkan karena pankreas tidak mampu menghasilkan insulin.
Bagaimana kelanjutannya? Selasa depan hasil lab ini akan saya konsultasikan lagi dengan dr Yani.
No comments:
Post a Comment