
Istilah China, konon dilahirkan oleh para fasis militer Jepang untuk menyebut penduduk yang berada di wilayah yang kita kenal sekarang sebagai RRC (Republik Rakyat China) atau PRC (People Republic of China) atau RRT (Republik Rakyat Tiongkok).
Sebagian orang China Indonesia, terutama generasi tua, lebih suka menyebut Tionghoa untuk dirinya atau Tiongkok untuk negaranya. Di Indonesia sendiri, sebelum tahun 1966, kata yang digunakan adalah Tionghoa dan Tiongkok, sebelum diubah menjadi China pasca Gestapu atau Gestok. Kata tersebut berasal dari Tiong Goan (Hokkian) atau Zhong Yuan yang kemudian melahirkan kata Zhong Guo, yang artinya "dataran tengah". Kata "tanah sentral" inilah yang sering digunakan dalam komik-komik silat, seperti komik silat karya Tony Wong, jika menggambarkan epik perebutan kekuasaan antara bangsa tengah (China)--bangsa Jepang (lihat komik Ksatria Langit, Mahadewa III no 26-30), dan bangsa China--bangsa Mongolia (lihat komik Legenda Naga).
***
Lain China lain Bazingun. Bazingun berubah menjadi "bajingan", sebuah kata yang sering digunakan untuk mengumpat, di bumi nusantara ini. Bazingun, menurut sebuah artikel di majalah Panji Masyarakat yang saya baca lebih dari 20 tahun yang lalu, saat saya masih duduk di bangku SMP, berasal dari bahasa Turki. Arti sebenarnya dari bazingun adalah kulit pisang.
Maka jadilah kata "bajingan" seperti yang kita kenal sekarang ini, padahal kata itu bermula dari sebuah kata yang artinya "kulit pisang". Rasanya lucu juga, kalau ada orang marah kepada orang lain lalu memaki: "kulit pisang Kau!"
No comments:
Post a Comment